Semaoen

Home » » Semaoen
Anak didik Sneevliet ini bernama Semaoen, salah satu kader komunisme yang berperan besar menurnbuhkan
gerakan ini di Indonesia. Semaun adalah tokoh yang menggerakkan rnassa buruh untuk melakukan pernogokan besar-besaran, yang merongrong perekonomian Hindia Belanda pada dekade 1920-an
Kiprahnya tidak sebatas sebagai tokoh "Sarekat Islam yang berhaluan komunis", seperti yang dikatakan
sejarah Orde Baru, tetapi juga aktivis buruh yang ditakuti oleh Belanda. Bersama Tan Malaka, Semaun memperkenalkan cara agresi pemogokan buruh. Selama satu abad penuh, pernogokan rnerajalela di Hindia
Belanda hingga rnembuat pemerintahan kolonial kerepotan dan rugi besar.

Latar belakang Semaun tidak banyak diketahui orang - termasuk tanggal dan tempat kelahirannya.
Beberapa sumber menyebutkan 1899 sebagai tahun kelahirannya. Ketika rnasih cukup rnuda, Semaun sudah menjadi agen komunisme yang dibina oleh Hendrik sneevlit (tokoh sosialis Belanda). Untuk menarik
massa ke organisasi komunisme, mereka menggunakan cara instan yang kotor, yakni dengan memecah
Sarekat Islam (SI). Paksi dalam SI yang berhaluan komunis kemudian dikenal dengan nama uSI
merah".

Organisasi yang dimotori Haji samanhudi dan Tjokroaminoto, akhirnya bisa diruntuhkan dari dalam. Tanpa disadari, keputusan untuk mengangkat semaun sebagai Presiden Sarekat Islam Semarang, pada 6 Mei 1917, menjadi awal dari bencana. Sosialisme dan komunisme tanpa disadari telah menjadi jamur yang tumbuh dengan cepat di SI. Anggota SI dari kalangan buruh dan rakyat kecil kemudian memisahkan diri dari SI.

Mereka merasa mendapat tempat yang lebih hangat dan mengerti dengan beban yang harus dipikulnya. Visi berubah dari kelas menengah (para pedagang) menjadi gerakan ukiri" kaum buruh dan tani.

Revolusi Oktober 1917 di Rusia pun pecah dan gaungnya teras a hingga di Jawa. Semaun bersama Darsono dan Douwes Dekker membangun Persyarekatan Komunis di Hindia Belanda (23 Mei 1920). Mereka mendapat dukungan dari Tan Malaka, Alimin, dan Haji Misbach. Di tahun yang sama, Semaun menulis
sebuah karangan yang khusus ditujukan untuk pergerakan buruh. Judulnya Penoentoen Kaoem Boeroeh,
diterbitkan dan dicetak oleh Drukkerij VSTP.

Buku ini menjadi semacam kitab suci' bagi kaum buruh untuk mendirikan organisasi dan mengurus keuangannya sendiri. Pada 1919, Semaun memperkenalkan Manifest Komunis lewat Persdelict Semaoen untuk pertama kalinya.

Setelah pemberontakan yang gagal, Semaun seolah- olah menghilang dari rnuka bumi. Belakangan, seusai Konferensi Meja Bundar, Soedjatmoko bertemu dengannya di Moskow. Begini komentar Soedjatmoko
tentang Semaun: "Dia memang orang komunis, idealis, ingin memperjuangkan keyakinan politiknya, begitu konsekuen, terpaksa lari ke Rusia. Jadi orang penting di sana, tapi kemudian nasibnya turon, terus turun dan akhirnya jadi orang kedl kembali." Begitulah perputaran roda nasib.


Semaun
(sumber: foto-foto.com)
Semaun (lahir di kota kecil Curahmalang, MojokertoJawa Timur sekitar tahun 1899 dan wafat pada tahun 1971) adalah Ketua Umum Pertama Partai Komunis Indonesia (PKI).

Masa kecil[sunting | sunting sumber]

Semaun adalah anak Prawiroatmodjo, pegawai rendahan, tepatnya tukang batu, di jawatan kereta api. Meskipun bukan anak orang kaya maupun priayi, Semaoen berhasil masuk ke sekolah Tweede Klas (sekolah bumiputra kelas dua) dan memperoleh pendidikan tambahanbahasa Belanda dengan mengikuti semacam kursus sore hari. Setelah menyelesaikan sekolah dasar, ia tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Karena itu, ia kemudian bekerja di Staatsspoor (SS) Surabaya sebagai juru tulis (klerk) kecil.

Politik[sunting | sunting sumber]

Kemunculannya di panggung politik pergerakan dimulai di usia belia, 14 tahun. Saat itu, tahun 1914, ia bergabung dengan Sarekat Islam (SI) afdeeling Surabaya. Setahun kemudian, 1915, bertemu dengan Sneevliet dan diajak masuk ke Indische Sociaal-Democratische Vereeniging, organisasi sosial demokrat Hindia Belanda (ISDV) afdeeling Surabaya yang didirikan Sneevliet dan Vereeniging voor Spoor-en Tramwegpersoneel, serikat buruh kereta api dan trem (VSTP) afdeeling Surabaya. Pekerjaan di Staatsspoor akhirnya ditinggalkannya pada tahun 1916 sejalan dengan kepindahannya ke Semarang karena diangkat menjadi propagandis VSTP yang digaji. Penguasaan bahasa Belanda yang baik, terutama dalam membaca dan mendengarkan, minatnya untuk terus memperluas pengetahuan dengan belajar sendiri, hubungan yang cukup dekat dengan Sneevliet, merupakan faktor-faktor penting mengapa Semaoen dapat menempati posisi penting di kedua organisasi Belanda itu.
Di Semarang, ia juga menjadi redaktur surat kabar VSTP berbahasa Melayu, dan Sinar Djawa-Sinar Hindia, koran Sarekat Islam Semarang. Semaoen adalah figur termuda dalam organisasi. Pada tahun belasan itu, ia dikenal sebagai jurnalis yang andal dan cerdas. Ia juga memiliki kejelian yang sering dipakai sebagai senjata ampuh dalam menyerang kebijakan-kebijakan kolonial.
Pada tahun 1918 dia juga menjadi anggota dewan pimpinan di Sarekat Islam (SI). Sebagai Ketua SI Semarang, Semaoen banyak terlibat dengan pemogokan buruh. Pemogokan terbesar dan sangat berhasil di awal tahun 1918 dilancarkan 300 pekerja industri furnitur. Pada tahun 1920, terjadi lagi pemogokan besar-besaran di kalangan buruh industri cetak yang melibatkan SI Semarang. Pemogokan ini berhasil memaksa majikan untuk menaikkan upah buruh sebesar 20 persen dan uang makan 10 persen.
Bersama-sama dengan Alimin dan Darsono, Semaoen mewujudkan cita-cita Sneevliet untuk memperbesar dan memperkuat gerakan komunis di Hindia Belanda. Sikap dan prinsip komunisme yang dianut Semaoen membuat renggang hubungannya dengan anggota SI lainnya. Pada 23 Mei 1920, Semaoen mengganti ISDV menjadi Partai Komunis Hindia. Tujuh bulan kemudian, namanya diubah menjadi Partai Komunis Indonesia dan Semaoen sebagai ketuanya.
Pada bulan Mei 1921, ketika Partai Komunis Indonesia didirikan setelah pendiri ISDV dideportasi, Semaun menjadi ketua pertama. PKI pada awalnya adalah bagian dari Sarekat Islam, tapi akibat perbedaan paham akhirnya membuat kedua kekuatan besar di SI ini berpisah pada bulan Oktober 1921. Pada akhir tahun itu juga dia meninggalkan Indonesia untuk pergi ke Moskow, dan Tan Malaka menggantikannya sebagai Ketua Umum. Setelah kembali ke Indonesia pada bulan Mei 1922, dia mendapatkan kembali posisi Ketua Umum dan mencoba untuk meraih pengaruhnya kembali di SI tetapi kurang berhasil.

Pengasingan[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1923, VSTP merencanakan demonstrasi besar-besaran dan langsung dihentikan oleh pemerintah kolonial Belanda, dan setelah itu Semaun diasingkan ke Belanda. Selama masa pengasingannya dia kembali ke Uni Sovyet, dimana dia tinggal disana lebih dari 30 tahun. Pada masa itu dia tetap menjadi aktivis tapi hanya dalam aksi-aksi terbatas, berbicara beberapa kali di Perhimpunan Indonesia, organisasi mahasiswa di Belanda pada masa itu. Dia juga sempat belajar di Universitas Tashkent untuk beberapa waktu.
Selama pembuangan ke Eropa, Semaoen aktif di Executive Committee of the Comintern, Komite Eksekutif Komunis Internasional (ECCI). Setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, Semaoen lalu menetap di Uni Soviet dan menjadi warga negara di sana. Ia pernah bekerja sebagai pengajar bahasa Indonesia dan penyiar berbahasa Indonesia pada radio Moscow. Puncak "kariernya" adalah ketika diangkat oleh Stalin menjadi pimpinan Badan Perancang Negara (Gozplan) di Tajikistan.
Setelah masa pengasingannya dia kembali ke Indonesia, dan pindah ke Jakarta. Kepulangan Semaoen ke Indonesia pada tahun 1953 merupakan inisiatif Iwa Kusumasumantri. Semaoen, Iwa, dan Sekjen Partai Komunis Iran menikahi tiga putri kakak-adik yang saat itu bekerja dalam Comintern.
Saat kembali ke Indonesia dalam usia setengah abad lebih, Semaoen telah terputus dari PKI, partai yang ia dirikan. Dari tahun 1959 sampai dengan tahun 1961 dia bekerja sebagai pegawai pemerintah. Dia juga mengajar mata kuliah ekonomi di Universitas PadjadjaranBandung.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Jarvis, Helen (1991). Notes and appendices for Tan Malaka, From Jail to Jail. Athens, Ohio: Ohio University Center for International Studies.
  • Kahin, George McT. (1952) Nationalism and revolution in Indonesia. Ithaca, New York:Cornell University Press.
  • Ricklefs, M.C. (2001) A history of modern Indonesia since c.1200 3rd ed. Stanford, California:Stanford University Press

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


http://beranimimpi.blogspot.co.id/2013/07/semaun-aktivis-komunis-pemimpin.html

wikipedia
.
Share this article :