Makhraj dan Cara Pengucapannya

Home » » Makhraj dan Cara Pengucapannya
Image result for pengucapan makhrajtelah disinyalir oleh Rasulullah SAW: "Banyak orang yang membaca al-Qur'an tetapi al-Qur'an (yang dibaca) justru melaknatnya."

Makhorijul huruf dibagi menjadi 5 tempat, yaitu :
  •  Rongga mulut (الجوف )
           Huruf yang keluar dari jauf yaitu : alif, wawu, ya’
  • Tenggorokan (الحلق )
    • Asyqal Halqi (pangkal tenggorokan), yaitu hamzah ( ء ) dan ha’) هـ )
    • Wasthul Halqi (pertengahan tenggorokan), yaitu ha’( ح ) dan ‘ain ( ع)
    • c.Adnal Halqi (ujung tenggorokan), yaitu ghoin ( غ ) dan kho’ ( خ )
    •  
  • 3.Lidah (اللسان )
Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat keluarnya lidah ada 18.
Dikelompokkan menjadi 10 makhraj, yaitu:
a. Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang
Yaitu huruf qof ( ق ) bunyinya keluar dari pangkal lidah dekat dengan
kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian
Image result for pengucapan makhrajbelakang.
b. Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian tengah
Yaitu huruf kaf ( ك ) bunyinya keluar dari pangkal lidah di depan
makhroj huruf qof yang dihimpitkan ke langit-langit bagian mulut bagian
tengah.
c. Tengah-tengah lidah
Yaitu huruf jim ( ج ), syin ( ش ), dan ya’ ( ي ) bunyinya keluar dari
tengah-tengah lidah serta menepati langit-langit mulut yang tepat di
atasnya.
d. Pangkal tepi lidah
Yaitu huruf dho’ ( ض ) bunyinya keluar dari tepi lidah (boleh tepi lidah
kanan atau kiri) hingga sambung dengan makhrojnya huruf lam, serta
menepati geraham.
e. Ujung tepi lidah
Yaitu huruf lam ( ل ) bunyinya keluar dari tepi lidah (sebelah kiri atau
kanan) hingga penghabisan ujung lidah serta menepati dengan langit-
langit mulut atas.
f. Ujung lidah
Yaitu huruf nun ( ن ) bunyinya keluar dari ujung lidah setelah
makhrojnya lam, lebih masuk sedikit ke dasar lidah serta menepati
dengan langit-langit mulut atas.
g. Ujung lidah tepat
Yaitu huruf ro’ ( ر ) bunyinya keluar dari ujung lidah tepat setelah
makhrojnya nun dan lebih masuk ke dasar lidah serta menepati dengan
langit-langit mulut atas.
h. Kulit gusi atas
Yaitu huruf dal ( د ), ta’ ( ت ), tho’ ( ط ) bunyinya keluar dari ujung
lidah serta menepati dengan pangkal gigi seri yang atas.
i. Runcing lidah
Yaitu huruf shod ( ص ), sin ( س ), za’ ( ز ) bunyinya keluar dari ujung
lidah serta menepati ujung dua gigi seri yang bawah.
j. Gusi
Yaitu huruf dho’ ( ظ ), tsa’ ( ث ), dzal ( ذ ) bunyinya keluar dari ujung
lidah serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas.

4. Dua bibir (الشفتين )
Yang termasuk huruf syafatain yaitu :
a. Fa’ ( ف ) keluar dari dalamnya bibir yang bawah serta menepati
dengan ujung dua gigi seri yang atas.
b. Wawu ( و ), ba’ ( ب ), mim ( م ) keluar di antara dua bibir (antara
bibir atas dan bawah). Hanya saja untuk wawu bibir membuka,
sedangkan untuk ba’ dan mim bibir membungkam.
5. Rongga hidung (الخيشوم )
Adapun huruf-hurufnya yaitu huruf-huruf ghunnah mim dan nun dengan
ketentuan :
a. Nun bertasydid
b. Mim bertasydid
c. Nun sukun yang dibaca idghom bighunnah, iqlab dan ikhfa’ haqiqi
d. Mim sukun yang bertemu dengan mim atau ba’
Adapun tempat-tempat keluarnya huruf secara rinci ada 17 :
  • (1)Rongga mulut (huruf mad yang tiga : ا،و،ي )
  • (2)Pangkal tenggorokan (ء،ه )
  • (3)Tengah tenggorokan ( ع،ح )
  • (4)Ujung tenggorokan ( غ،خ )
  • (5)Pangkal lidah paling belakang (ق )
  • (6)Pangkal lidah sedikit ke depan ( ك )
  • (7)Tengah lidah dengan langit-langit ( ج،ش،ي )
  • (8)Sisi lidah bertemu geraham atas (ض )
  • (9)Dibawah sisi lidah setelah dhad (ل )
  • (10)Ujung lidah setelah lam ( ن )
  • (11)Ujung lidah setelah nun (ر )
  • (12)Ujung lidah bertemu gusi atas (ط،د،ت )
  • (13)Ujung lidah bertemu ujung gigi depan yang atas (ظ،ذ،ث )
  • (14)Ujung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah (lebih dekat ke bawah) ( ص،س،ز )
  • (15)Bibir bawah bagian dalam bertemu ujung gigi atas (ف )
  • (16)Dua bibir ( و،ب،م )
  • (17)Rongga hidung (ghunnah/ dengung)
1. Huruf ء ( A )
Makhroj ketika mengucapkan huruf A berada pada tenggorokan yang terjauh.
Latihannya  :
أَ إِيْ اُوْ بأْ أُوأًَ أَنِ أَأْ نَ مِنَ الْمُوْنِ مَإِ يْأًَ أَنِ أًَ
Kesalahan pada huruf A biasanya sering terjadi ketika bertemu dengan huruf ‘ain, sehingga antara huruf hamzah dengan A seringkali saling mempengaruhi.
Contoh : a’uudzu seringkali dibaca ‘auudzu
2. Huruf ب ( BA )
Huruf ba dikeluarkan dengan cara merapatkan kedua bibir kita. Danketika mati atau ba disukun maka terdengar pantulan.
Kesalahan yang terjadi seringkali Ba lupa untuk dipantulkan suaranya.
Latihannya :
بَا بِيْ بُوْ بَبْ بُوْ بًَا بَنِ بَبْ نَ مِنَ الْمُبنِ مَبِيْبًَا بَنِبًَا
3. Huruf ت ( TA )
Huruf Ta keluar dengan menyentuhkan ujung lidah kita dengan gusi-gusi gigi seri bagian atas. Kemudian huruf Ta ketika diucapkan terdengar ada nafas yang mengalir. Atau dalam ilmu tajwid disebut dengan sifat Al-Hams.
Tidak boleh membaca huruf Ta misalkan dengan menyentuhkan ujung lidah dengan gigi kita. Kemudian sering kali nafasnya tidak mengalir ketika mengucakan huruf Ta.
Latihannya:
تَا تِتيْ تُوْ تَتْ تُوْ تًَا تَنِ تَتْ نَ مِنَ الْمُتْنِ مَتِيْتًَا تَنِتًَا

4. Huruf ث ( TSA )
Huruf Tsa dikeluarkan dengan menyentuhkan ujung lidah kita dengan dinding dua gigi seri bagian atas, diucapkan dengan suara dan nafas yang terdengar mengalir.
Biasanya huruf Tsa terjadi kesalahan pada suara yang tidak mengalir,jadi sekedar nafasnya saja yang mengalir, atau lidah yang keluar terlalu panjang. Jadi yang tepat adalah ujung lidah disentuhkan dengan dinding dua gigi seri bagian atas.
Latihannya :
ثَا ثِتيْ ثُوْ ثَتْ ثُوْ ثًَا ثَنِ ثَثْ نَ مِنَ الْمُثْنِ مَثِيْثًَا ثَنِثًَا
5. Huruf ج ( JA )
Huruf Ja dikeluarkan dengan menyentuhkan tengah-tengah lidah dengan langit langit.
Kesalahan yang sering munculketika mengucapkan huruf Ja adalah mengalirnya nafas, padahal kalau kita melihat sifat yang dimiliki huruf Ja adalah tidak boleh mengalir nafas atau disebut dengan Al-Jahr, lawan dari Al-Hams.
Latihannya :
جَا جِتيْ جُوْ بَجْ جُوْ جًا جَنِ جَجْ نَ مِنَ الْمُجْنِ مَجِيجًَا جَنجًَا
6. Huruf ح ( ha )
Huruf ha dikeluarkan dari tengah-tengah tenggorokan.
Kesalahan yang paling sering ketika mengucapkan huruf ha adalah seringkali terpengaruh dengan huruf Ha.
Latihannya :
حَا حِتيْ حُوْ بَحْ حُوْ حَااًَ حَنِ حَحْ نَ مِنَ الْمُحْنِ مَحِيحًا حَنِحًَا
7. Huruf خ ( KHO )
Huruf Kho dikeluarkan dari pangkal tenggorokan, diucapkan dengan mengalir nafas, atau lebih praktisnya pegucapan huruf Kho persis terdengar sperti orang yang tidur dalam keadaan mendengkur/mengorok.
Kesalahan pada pengucapan huruf Kho biasanya adalah suara yang tidak menebal, padahal huruf Kho memiliki sifat Al-Isti’la. Ada sebuah kaidah yaitu semua huruf yang memilki sifat Al-Isti’la mesti diucapkan dengan suara yang tebal.
Latihannya :
خَا خِتيْ خُوْ بَخْ خُوْ خَاً خَنِ خَخْ نَ مِنَ الْمُخْنِ مَخِيخًا خَنِحخًا
8. Huruf د ( DA )
Huruf Da diucapkan dengan menyantuhkan ujung lidah kita dengan bagian gusi-gusi dua gigi seri bagian atas.
Kesalahan yang sering dilakukan adalah menyentuhkan ujung lidah dengan langit-langit, dan kesalahan yang lainnya ketika mengucapkan huruf Da adalah melupakan sifat Qolqolah yang dimilki huruf Da.
Latihannya :
دَا دِيْدُوْ بَدْ دُوْ د ًَ دَنِدَدْ نَمِنَ الْمُدْنِ مَدِيد ًَ دَنِد ًَا
9. Huruf ذ ( DZA )
Huruf Dza diucapkan dengan menyentuhkan ujnug lidah dengan dinding dua gigi seri bagian atas seperti kita mengucapkan huruf Tsa,ujung liodah boleh ditampakan ataupun tidak nampak.
Kesalahan yang suka terjadi pada pengucapan huruf Dza suara yang seringkali tertahan ketika diucapkan dalam keadaan sukun atau suara seringkali dipantulkan.
Latihannya : ذَا ذِيْذُوْ بَذْ ذُوْ ذ ًَ ذَنِذَذْ نَمِنَ الْمُذْنِ مَذِيذ ًَا ذَنِذ ًَا

10. Huruf ر ( RO )
Huruf Ro diucapkan dengan menyentuhkan punggung lidah dengan langit-langit.
Laihannya : رَا رِيْرُوْ بَرْ رُوْ ر ًَ رَنِرَرْ نَمِنَ الْمُرْنِ مَرِير ًَا رَنِر ًَا

11. Huruf ز ( ZA )
Huruf Za diucapkan dengan cara ujung lidah kita berada diantara dua gigi seri bagian atas dan bagian bawah.Menyerupai dengan pengucapan huruf Z didalam huruf latin, tetapi ingat huruf Za bersifat Al-Jahr artinya ketika kita menhucapkan huruf Za suara kita mengalir akan tetapi nafas tidak boleh mengalir.
Latihannya : زَا زِيْرُوْ بَزْ زُوْ ز ًَ زَنِزَزْ نَمِنَ الْمُزْنِ مَزِيز ًَا زَنِز ًَا

12. Huruf س ( SA )
Huruf Sa diucapkan dengan ujung lidah berada diantara dua gigi seri kita.
Diantara sifat yang menonjol ketika kita mengucapkan huruf Sa atau huruf Sin, adalah sifat Ash-Shofir dimana ketika mengucapkan huruf Sa ada suara tambahan yang menyerupai dengan suara belalang.
Latihannya : سَا سِيْ سُوْ بَسْ سُوْ سًَا سَنِ سَ سْ نَمِنَ الْمُسْنِ مَسِيسًَا سَنِسًَا

13. Huruf ش ( Sya )
Huruf Sya dikeluarkan dengan cara mengangkat tengah lidah ke langit-langit. Dansifat yang dimiliki huruf Sya yang paling nampak adalah yang disebut dengan sifat At-Tafasyi yaitu menyebarnya angin didalam mulut kita.
Latihannya: شَا شِيْ شُوْ بَشْ شُوْ شًَا شَنِ شَ شْ نَمِنَ الْمُشْنِ مَشِيشًا شَنِشًَا

14. Huruf ص ( SHO )
Huruf Sho sama seperti huruf Sa dan Za, yaitu lidah berada diantara dua gigi seri, untuk memudahkan pengucapan huruf Sho perhatikan sifat Ash-Shofir yang dimiliki oleh huruf Sho, yaitu suara tambahan yang terdengar menyerupai dengan suara angsa.
Dan ingat ketika kita mengucapkan huruf fathah maka bibir kita tidak boleh diucapkan dengan monyong, satu hal yang mesti kita ingat setiap mengucapkan huruf fathah maka dibuka rongga mulutnya dengan sempurna. Tidak ada huruf fathah yang diucapkan dengan cara memonyongkan dua bibir kita.
Latihannya: صَا صِيْ صُوْ بَصْ صُوْ صًا صَنِ صَصْ نَمِنَ الْمُصْنِ مَصِيصًا صَنِصًَا

Image result for pengucapan makhraj15. Huruf ض ( DHO )
Huruf Dho diucapkan dengan menyentuhkan sisi lidah kita dengan graham-graham atas, boleh salahsatu sisi disentuhkan dengan salahsatu graham atas kita, atau boleh juga menyentuhkan dua sisi lidah kita dengan dua graham kita.
Diantara sifat yang menonjol pada pengucapan huruf Dho adalah sifat Al-Istitholah, yaitu suara kita memanjang dan terdengar lembut suaranya ketika diucapkan dan memanjang suara kita.
Latihannya : ضَا ضِيْ ضُوْ بَضْ ضُوْ ضًا ضَنِ ضَضْ نَمِنَ الْمُضْنِ مَضِيضًا ضَنِضًَا

16. Huruf ط ( THO )
Huruf Tho diucapkan dengan menyentuhkan ujung lidah dengan gusi-gusi dua gigi seri bagian atas. Sifat yang dimiliki oleh huruf Tho yang mesti nampak ketika kita ucapkan adalah sifat Al-Isti’la dan sifat Al-Itbakh,sehingga dengan dua sifat ini maka ketika Tho diucapkan suara kita terdengar menebal.Dan dalam posisi sukun Tho memiliki sifat Qolqolah sehingga suaranya mesti terdengar mantul.
Latihannya : طَا طِيْ طُوْ بَطْ طُوْ طًا طَنِ طَ طْ نَمِنَ الْمُطْنِ مَطِيطًا طَنِطًَا

17. Huruf ظ ( ZHO )
Huruf Zho diucapkan dengan menyentuhkan ujung lidah dengan dua gigi seri bagian atas sebagaimana kita mengucapkan huruf Dza, yang membedakannya adalah Zho memiliki sifat Al-Isti’la dan sifat Al-Itbakh yang tidak dimilki oleh huruf Dza, sehingga Dza terdengar lebih tipis dibandingkan dengan Zho.
Latihannya : ظَا ظِيْ ظُوْ بَظْ ظُوْ ظًا ظَنِ ظَ ظْ نَمِنَ الْمُظْنِ مَظِيظًا ظَنِظًا

18. Huruf ع ( AIN )
Huruf Ain dikeluarkan dari tengah-tengah tenggorokan seperti kita mengucapkan huruf ha.
Kesalahan sering muncul huruf ‘Ain seringkali diucapkan dengan suara memasuki hidung. Dan perhatikan juga ketika huruf Ain disukun maka suara kita tidakboleh mati.
Latihannya : عَا عِيْ عُوْ بَعْ عُوْ عًا عَنِ عَ عْ نَمِنَ الْمُعْنِ مَعِيعًا عَنِعًا

19. Huruf غ ( GHO )
Huruf GHO diucapkan seperti kita mengucaokan huruf Kho, yaitu diucapkan dari pangkal tenggorokan kita, yang membedakannya adalah Kho mengalir nafas dan Gho tidakmengalir nafas. Dan keduanya memiliki persamaan yaitu keduanya memiliki sifat Al-Isti’la sehingg kedua huruf tersebut ketika diucapkan suara kita mesti terdengar menebal.
Perhatikan posisi mulut kita ketika mengucapkan dalam keadaan fathah tidak dimponyongkan tapi terbuka, ketika dhomah baru bibir kita dimonyongkan sehingga keluar vocal u dengan sempurna. Dan diucapkan dengan suara yang lembut.
Latihannya : غَا غِيْ غُوْ بَغْ غُوْ غًا غَنِ غَ غْ نَمِنَ الْمُغْنِ مَغِيغًا غَنِغًا

20. Huruf ف ( FA )
Huruf Fa diucapka dengan menyentuhkan ujung dua gigi seri kita bagian atas dengan bibir bawah bagian dalam, sepeti kita mengucapkan huruf F didalam huruf latin.
Suara dan angina mesti keluar dengan lembut.
Latihannya : فَا فِيْ فُوْ بَفْ فُوْ فًا فَنِ فَ فْ نَمِنَ الْمُفْنِ مَفِيفًا فَنِفًا

21. Huruf ق ( QO )
Huruf Qo diucapkan dengan cara menyentuhkan pangkal lidah kita dengan langit-langit bagian belakang, diucapkan dengan suara yang tebal dan dalam posisi sukun maka terdengar pantulan suara.
Latihannya : قَا قِيْ قُوْ بَقْ قُوْ قًَا قَنِ قَ قْ نَمِنَ الْمُقْنِ مَقِيقًا قَنِقًا

22. Huruf ك ( KA )
Huruf Ka diucapkan dengan mengangkat pangkal lidah kita keposisi didepan huruf Qof. Diucapkan dengan mengalirkan nafas kita.
Latihannya : كَا كِيْ كُوْ بَكْ كُوْ كًا كَنِ كَ كْ نَمِنَ الْمُكْنِ مَكِيكًا كَنِكًا

23. Huruf ل ( LA )
Huruf La diucapkan dengan menyentuhkan ujung lidah kita disentuhkan dengan langit-langit didepan pengucapan huruf Ro.
Latihannya : لاَ لِيْ لُوْ بَلْ لُوْ لاًَ لَنِ لَ لْ نَمِنَ الْمُلْنِ مَلِيلاًَ لَنِلاًَ

24. Huruf م ( MA )
Huruf Ma diucapkan dengan cara merepatkan dua bibir.
Latihannya : ماَ ميْ مُوْ بَمْ مُوْ ماًَ مَنِ مَ مْ نَمِنَ الْمُمْنِ مَمِيماًَ مَنِماًَ

25. Huruf ن ( NA )
Huruf Na cara pengucapannya dengan menyentuhkan ujung lidah kita diantara posisi Ro dan La.
Latihannya : ناَ نيْ نُوْ بَنْ نُوْ ناًَ نَنِ نَن نَ مِنَ الْمُنْنِ مَنِيناًَ نَنِناًَ

26. Huruf و ( WA )
Huruf Wa diucapkan dengan cara memonyongkan dua biir kita.
Latihannya : واَ وِيْ وُوْ بَوْ وُوْ واًَ وَنِ وَوْ نَ مِنَ الْمُوْنِ مَوِيواًَ وَنِواًَ

27. Huruf ه ( Ha )
Huruf ha pengucapannya dikeluarkan dari tenggorokkan yang terjauh, sama seperti kita mengucapkan huruf a. Huruf Ha seringkali diucapkan dari dada, ingat didalam makhorijul huruf kita tidak mengenal pengucapan huruf-huruf dada.
Latihannya : هاَ هِيْ هُوْ بَهْ هُوْ هاًَ هَنِ هَ هْ نَ مِنَ الْمُهْنِ مَهِيهاًَ هَنِهاَ

28. Huruf ي ( YA )
Huruf Ya, makhrojnya membuka kedua bibir dengan sempurna.
Setelah mengucapkan kalimatnya tersebut, ustadzah kemudian menjelaskan bagaimana posisi huruf-huruf hijaiyah di rongga mulut kita. Dan ternyata, keseluruhan huruf hijaiyah memiliki posisinya masing-masing di mulut kita, mulai dari rongga tenggorokan hingga ujung bibir. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di gambar di bawah.


Catatan:
Biasanya kita mengalami kesulitan dalam membedakan antara huruf ا , ء, dan  ع. Perlu kita ketahui bahawa, memang ا dan ء memiliki kesamaan dalam beberapa tempat pelafalannya, namun sebenarnya ا dan ء memiliki perbedaan mendasar. Mari kita lihat contoh kata berikut ini:
اَلْأَرْضُ (bumi)
اَلْبَيْتُ (rumah)
سَمَاءٌ (langit)

Bagaimana kita membedakan antara mana ا dan ء dalam contoh di atas?
Alif; jika tidak ada kata lain sebelumnya maka ia akan terlafalkan jelas, seperti pada contoh;   البيت (bagian yang dimerahkan) : Albaytu. Sedangkan, jika ada kata lain sebelumnya, maka alif tidak terbaca. Kemudian, jika alif terletak di tengah-tengah sebuah kata, maka fungsinya berubah, yakni memperpanjang durasi pelafalan huruf sebelumnya, dengan syarat huruf sebelumnya itu berharakat fathah.

Contoh:
إِشْتَرَيْتُ الْبَيْت  (aku telah membeli rumah)
سَمَاءٌ  (la…): samaa'un

Hamzah; Hamzah memiliki empat macam bentuk yaitu: ء, ؤ , أ , ئ. Perbedaan antara hamzah dan alif ialah, terletak di mana pun huruf hamzah dalam sebuah kata, pasti akan terlafalkan dengan jelas.Sedangkan alif tidak demikian.

Contoh:
 سَمَاءٌ  (la ...)
 أَجَلٌ  (ya)
 مُؤْمِنٌ (orang beriman)
 رَئِيْسٌ  (ketua/kepala/pemimpin)

Sedangkan ع ('ain), sebenarnya sangat berbeda dengan ا dan ء,  namun dalam praktiknya, antara ketiga huruf tersebut sering tertukar bunyi. Pelafalan ع, artikulasinya condong ke langit-langit atas bagian belakang. Sehingga bunyinya terdengar agak sengau. Seperti  kata عِلْمٌ atau عَيْنٌ.


أَ إِ أُ بَأْ : Makhraj: pangkal tenggorokan. Sifat: jahr, syiddah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: mulut terbuka lebar, suara tidak boleh dibesarkan dan tidak boleh dibaca "o".
بَ بِ بُ بَبْ : Makhraj: dua bibir menempel. Sifat: jahr, syiddah, istifâl, infitâh, idzlâq, qalqalah. Cara pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar, berbeda dengan "ba" dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa), dan ketika disukun harus dibendalkan.
تَ تِ تُ بَتْ : Makhraj: ujung lidah menempel pada pangkal gigi atas bagian dalam. Sifat: syiddah, hams, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: nafas harus keluar, baik ketika hidup maupun ketika dibaca sukun. Berbeda dengan "ta" dalam bahasa Indonesia maupun Jawa. Hati-hati!
ثَ ثِ ثُ بَثْ : Makhraj: ujung lidah menyentuh ujung dua gigi atas. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: nafas keluar.
جَ جِ جُ بَجْ : Makhraj: tengah lidah menempel langit-langit. Sifat: jahr, syiddah, istifâl, infitâh, ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar, berbeda dengan "ja" dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa), ketika disukun harus dibendalkan.
حَ حِ حُ بَحْ : Makhraj: tengah-tengah tenggorokan. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmat. Cara pengucapan: bersih (tidak ada getar di tenggorokan), nafas keluar.
خَ خ ِخُ بَخْ : Makhraj: ujung tenggorokan. Sifat: hams, rakhâwah, isti'lâ`, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: ada getar di tenggorokan, mulut mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun) dan nafas keluar.
دَ دِ دُ بَدْ : Makhraj: ujung lidah menempel pada pangkal gigi atas bagian dalam. Sifat: jahr, syiddah, istifâl, infitâh, ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar, berbeda dengan "da" dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa), dan ketika dibaca sukun suara harus dibendalkan.
ذَ ذِ ذُ بَذْ :             Makhraj: ujung lidah menyentuh ujung dua gigi atas.  
                          Sifat: jahr, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât.
                         Cara pengucapan: nafas tertahan (tetapi tetap ada yang keluar), ketika dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
رَ رِ رُ بَرْ :  
                    Makhraj: ujung lidah sedikit lebih ke dalam daripada nun.  
                        Sifat: jahr, istifâl, infitâh, idzlâq, inhirâf, takrîr, tafkhîm dan tarqîq.  
                    Cara pengucapan: ketika berharakat fathah, dhammah dan berharakat sukun yang didahului oleh huruf berharakat fathah/ dhammah harus dibaca tebal (mulut mecucu). Ketika berharakat kasrah dan ketika berharakat sukun yang jatuh setelah huruf yang berharakat kasrah/jatuh setelah ya' sukun harus dibaca tipis (mulut mecece).

زَ زِ زُ بَزْ :
   Makhraj: ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang) bawah.  
                      Sifat: jahr, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât, shafîr.  
                         Cara pengucapan: nafas tertahan (tetapi tetap ada yang keluar), ketika dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
سَ سِ سُ بَسْ

Makhraj: ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang) bawah.  
Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât, shafîr.  
       Cara pengucapan: nafas keluar, harus dibaca tipis (mulut mecece). 

شَ شِ شُ بَشْ :  
Makhraj: tengah lidah dengan langit-langit.
Sifat: hams, rakhawâh, istifâl, infitâh, ishmât, tafasysyi. 
Cara pengucapan: suara tebal dan nafas keluar.

صَ صِ صُ بَصْ : Makhraj: ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang) bawah.  

                         Sifat: hams, rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât. 
                  
                   Cara pengucapan: nafas keluar, suaranya tipis dengan mulut mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun).
: ضَ ضِ ضُ بَضْMakhraj: tepi lidah (kanan/kiri) dengan (menyentuh) gigi geraham.  
           
                         Sifat: jahr, rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât, istithâlah.  
                          Cara pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar), suara besar, mulut mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
طَ طِ طُ بَطْ : Makhraj: ujung lidah menempel pada pangkal gigi atas bagian dalam.  
                     Sifat: jahr, syiddah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât, qalqalah.  
                    Cara pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar); mulut mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca sukun suara harus dibendalkan.
ظَ ظِ ظُ بَظْ : Makhraj: ujung lidah menempel pada ujung dua gigi atas. Sifat: jahr, rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât. Cara pengucapan: nafas agak tertahan (tetap ada yang keluar), suara besar, mulut mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
عَ عِ عُ بَعْ : Makhraj: tengah-tengah tenggorokan. Sifat: jahr, istifâl, infitâh, ishmât. Cara penguca-pan: nafas tertahan, suara seperti bindeng, jangan dibaca 'nga'.
غَ غِ غُ بَغْ : Makhraj: ujung tenggorokan. Sifat: jahr, rakhâwah, isti'lâ`, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: nafas (agak) tertahan; suara besar, mulut mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
فَ فِ فُ بَفْ : Makhraj: ujung gigi atas menempel pada bibir bawah sebelah dalam. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh, idzlâq. Cara pengucapan: nafas keluar.
 
قَ قِ قُ بَقْ : Makhraj: pangkal lidah sebelah atas, sangat dekat tenggorokan. Sifat: jahr, syiddah, isti'lâ`, infitâh, ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas ditahan; mulut mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca sukun suara harus dibendalkan.
كَ كِ كُ بَكْ : Makhraj: pangkal lidah di bawah makhraj qaf. Sifat: syiddah, hams, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: nafas keluar (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
 
لَ لِ لُ بَلْ : Makhraj: kanan kiri lidah hingga ujungnya. Sifat: jahr, istifâl, infitâh, idzlâq. Cara pengucapan: keluar nafas, suara jangan dibesarkan.
مَ مِ مُ بَمْ : Makhraj: dua bibir. Sifat: jahr, istifâl, infitâh, ghunnah. Cara pengucapan: bibir menempel (jawa: mingkem), suara jangan dibesarkan.
نَ نِ نُ بَنْ : Makhraj: ujung lidah agak ke dalam di bawah makhraj lam. Sifat: jahr, istifâl, infitâh, idzlâq, ghunnah. Cara pengucapan: suara jangan dibesarkan, ketika disukun jangan dibendalkan.
وَ وِ وُ بَوْ : Makhraj: dua bibir. Sifat: jahr, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: bibir terbuka; suara tidak boleh dibesarkan, ketika disukun dan jatuh setelah harakat fathah jangan dibaca 'ao', tapi 'au'.
هَ هِ هُ بَهْ : Makhraj: pangkal tenggorokan. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: suara besar dan nafas keluar.
يَ يِ يُ بَيْ : Makhraj: tengah lidah dengan langit-langit. Sifat: jahr, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: suara tidak boleh dibesarkan, ketika disukun dan jatuh setelah harakat fathah jangan dibaca 'ae', tapi 'ai'.
Keterangan:
1. HAMS (هَمْس) artinya samar. Maksudnya: ketika huruf diucapkan, disertai dengan keluarnya nafas. Di antara huruf-hurufnya:
(فَحَثَّهُ شَخْصٌ سَكَتْ) ف ح ث ه ش خ ص س ك ت hati-hati ketika huruf ت dan ك disukun, nafas jangan ditahan.
2. JAHR (جَهْر) (kebalikannya hams) artinya terang. Maksudnya: suara huruf jelas dan ketika diucapkan nafas tertahan. Huruf-hurufnya antara lain:
د ط ل ب ع ظ م وزن ق رئ ذي غ ض ج
(عَظُمَ وَزْنُ قَارِئٍ ذِيْ غَضٍّ جَدَّ طَلَبْ)
3. SYIDDAH (شِدَّة) artinya keras (jawa: atos). Maksudnya: suara tertahan ketika mulai mengucapkannya. Huruf-hurufnya:
أج د ق ط ب ك ت (أَجِدْ قَطٍ بَكَتْ)
4. RAKHÂWAH (رَخَاوَه) (kebalikannya syiddah) artinya lemah (jawa: lemes, kendo). Maksudnya: suara tidak tertahan ketika memulai pengucapan. Huruf-hurufnya:
خ ذ غ ث ح ظ ف ض ش وص زي س ه
(خُذْ غِثَّ حَظّ فُضَّ شَوْصَ زِيِّ سَاهٍ)
5. ISTI'LÂ` (اِسْتِعْلاَء) adalah naiknya lidah ke langit-langit ketika huruf diucapkan. Huruf-huruf isti'la` ini disebut juga huruf tafkhim (tebal). Cara pengucapannya: bibir mecucu.
Huruf-hurufnya antara lain: خ ص ض غ ط ق ظ. (خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ) . Di antara huruf-huruf tersebut yang paling tinggi --naiknya lidah-- adalah huruf ط.
 
6. ISTIFÂL (اِسْتِفَالْ) (kebalikannya isti'la`) adalah lidah tidak naik ketika huruf dibaca. Huruf-hurufnya harus dibaca tipis. Cara pengucapannya: bibir tidak mecucu.
Huruf-hurufnya:
ث ب ت ع ز م ن ي ج ود ح رف ه إذ س ل ش ك
ثَبَتَ عِزُّ مَنْ يُجَوِّدُ حَرْفَهُ إِذْ سَلَّ شَكَا) (


7. ITHBÂQ (إِطْبَاقْ) artinya bertemu (menempel)nya lidah pada langit-langit ketika huruf diucapkan. Di antara huruf-hurufnya adalah ظ ط ض ص
Sebagaimana dijelaskan di atas, isti'lâ` adalah naiknya lidah ke langit-langit, sementara ithbâq adalah menempelnya lidah pada langit-langit, dengan demikian huruf-huruf yang memiliki sifat ithbaq adalah di antara huruf-huruf isti'lâ` yang paling kuat.

8. INFITÂH (إِنْفِتَاحْ) (kebalikannya ithbâq) adalah terbukanya 
(tidak menempelnya) lidah pada langit-langit. 
 Huruf-hurufnya adalah huruf hijaiyah 28 selain empat huruf di 
atas ظ ط ض ص.

9. IDZLÂQ (إِذْلاَق) artinya lancar. Maksudnya: huruf-huruf yang mudah diucapkan. Di antara huruf-hurufnya adalah: ف ر م ن ل ب (فِرَّ مِنْ لُبٍ) Mudahnya pengucapan huruf-huruf tersebut adalah karena makhrajnya berada di bagian luar. ر ن ل keluar dari ujung lidah, sementara ف م ب keluar dari dua bibir.

10. ISHMÂT (إِصْمَاتْ) (kebalikannya idzlâq) artinya diam atau sulit diucapkan. Maksudnya bahwa huruf-huruf yang memiliki sifat ishmât sulit diucapkan, sehingga membutuhkan kehati-hatian dan pelan-pelan. Huruf-hurufnya antara lain:

ج ز غ ش س خ ط ص د ث ق ة إذ وع ظ ه ي ح ض ك
(جُزْ غِشَّ سَاخِطٍ صِدْ ِثقَةً إذْ وَعْظُهُ يَحُضُّك)


11. QALQALAH (قَلْقْلَةْ) artinya goncang (mbendal)nya suara. Di antara huruf yang memiliki sifat qalqalah adalah:
ق ط ب ج د (قَطْ بُجَدٍ)

12. SHAFÎR (صَفِيْر) artinya suara sruit, merupakan suara tambahan yang keluar bersama dengan keluarnya nafas. Di antara huruf yang memiliki sifat ini adalah ص س ز.

13. ISTITHÂLAH (اِسْتِطَالَهْ) artinya memanjang. Maksudnya, terdapat awalan yang panjang (sampai makhrajnya lam) sebelum huruf diucapkan. Sifat ini hanya dimiliki oleh huruf ض.

14. TAFASHSHÎ (تَفَشِّى) artinya tersebar. Maksudnya, ketika huruf diucapkan, terdapat banyak angin yang mengiringinya. Sifat ini hanya dimiliki oleh huruf ش.

15. TAKRÎR (تَكْرِيْر) artinya keder ketika diucapkan. Sifat ini hanya dimiliki oleh huruf ر.


 sumber : allabout-semuaada.blogspot.co.id/2008/11/makhraj-dan-cara-pengucapannya.html dan http://bukuinsfirasi.blogspot.co.id/2014/08/cara-pelafalanpengucapan-makhorijul.html
.
Share this article :