Sifat Shalat Nabi
Home »
ROSULULLOH
» Sifat Shalat Nabi
Sifat Shalat Nabi dari Takbir Hingga Salam
﴿ صفة
صلاة النبي من التكبير إلى التسليم ﴾
]
Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي
Abdullah bin Abdurrahman
al-Jibriin
Terjemah : Syafar Abu Difa
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2009 -
1430
﴿
صفة
صلاة النبي من التكبير إلى التسليم ﴾
«
باللغة الإندونيسية »
عبدالله بن عبد
الرحمن الجبرين
ترجمة: شفر أبو دفاع
مراجعة: أبو زياد إيكو
هاريانتو
2009 -
1430
SIFAT SHALAT NABI
DARI TAKBIR HINGGA SALAM
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus rosul dan
menurunkan kitab-kitab, yang telah mensyari'atkan syari'at, menentukan hukum
dan menjelaskan kepada hambanya perkara halal dan haram. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah
semata, yang tidak memiliki sekutu. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya, shalawat dan salam semoga tercurah kepadanya juga kepada
keluarga dan seluruh sahabatnya.
Adapun
selanjutnya:
Saya
telah mengumpulkan sebahagian kalimat mengenai Tatacara Shalat Nabi
sebatas ilmu yang sampai kepada saya. Saya telah berusaha memilah dan memilih
serta menyusun dan meringkasnya. Saya sebutkan di dalamnya permulaan shalat
hingga akhir. Saya paparkan juga berbagai problema yang ada dimana perbedaan
pendapat telah menyebabkan kebingungan banyak orang dan mengakibatkan
kebimbangan.
Kemudian
saya sebutkan wirid-wirid dan zikir-zikir setelah shalat secara singkat,
demikian pula sebagian shalat nawafil (sunnah); dan tentu saja
kitab-kitab yang membahas hal ini sudah banyak sekali –segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam.
Shalawat
dan salam kepada Nabi terpercaya, Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya
sebanyak-banyaknya.
TATACARA
SHALAT NABI r DARI TAKBIR HINGGA SALAM
1-
Wajib bagi seorang muslim jika akan melaksanakan shalat hendaknya dalam keadaan
thahir (suci) dari hadats besar (junub, haidh atau nifas) dan hadats
kecil (keluar sesuatu dari lubang kubul atau dubur). Hadats besar terangkat dengan
mandi sedangkan hadats kecil cukup dengan wudhu. Hendaknya bersungguh-sungguh
dalam berwudhu dan mengikuti cara wudhu Nabi r.
2-
Disyari'atkan bagi orang yang shalat mengambil sutrah (pembatas) shalat
dan diletakkan dihadapannya jika sebagai imam atau munfarid (shalat
sendiri).
3-
Jika shalat sebagai imam hendaknya (sebelum takbiratul ihram) menoleh ke kanan
seraya mengatakan: "istawuu (luruskan)" dan ke kiri seraya
mengatakan: "istawuu (luruskan)".
4-
Kemudian menghadap kiblat dengan suluruh tubuhnya sambil meniatkan shalat yang
akan dikerjakannya di dalam hatinya dengan tidak melafalkan niatnya, seperti
mengatakan: "Ushalli lillah… (aku berniat shalat…)", karena
melafalkan niat termasuk bid'ah (hal yang diada-adakan).
5-
Kemudian bertakbir takbiratul ihram seraya mengucapkan: اللهُ أَكْبَرُ
[Allahu
Akbar]
Artinya:
"Allah
Maha Besar".
Mengangkat
kedua tangannya dan merapatkan jari-jemarinya ke arah kiblat setentang bahu
atau daun telinga.
Nabi
r dahulu mengeraskan suaranya ketika bertakbir hingga orang yang di
belakangnya dapat mendengar. Beliau sesekali mengangkat tangannya bersamaan
dengan ucapan takbir, sesekali setelah ucapan takbir dan sesekali sebelumnya.
6-
Kemudian jika shalat berjamaah bersama imam, makmum yang dibelakangnya juga
mengucapkan "allahu akbar". Setelah selesai takbir hendaknya
pandangannya mengarah ke tempat sujudnya.
7-
Kemudian diam sebentar untuk membaca istiftah (bacaan pembuka). Diantara
riwayat bacaan istiftah Nabi r:
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ
اَلْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ , اَللَّهُمَّ نقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى
اَلثَّوْبُ اَلْأَبْيَضُ مِنْ اَلدَّنَسِ , اَللَّهُمَّ اِغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ
بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
[ Allahumma baa'id baini wa baina khotoyaaya kama baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma
naqqinii min khotooyaaya kamaa yunaqqos tsaubul abyadhu minaddanaasi.
Allahummaghsilnii min khotooyaaya bilmaa i was tsalji wal barodi ]
Artinya:
"Ya
Allah, jauhkan antara diriku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan
antara timur dan barat. Wahai Allah, bersihkan aku dari dosa-dosaku sebagaimana
pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah cucilah, dosa-dosaku
dengan air, es dan air dingin.
Terkadang
membaca istifatah dengan:
سُبْحَانَك اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِك وَتَبَارَكَ اِسْمُك وَتَعَالَى جَدُّك
وَلَا إِلَهَ غَيْرُك
[Subhaanakallaahumma wabihamdika watabaarokasmuka
wa ta'aala jadduka walaa ilaaha ghairuka]
Artinya:
"Maha
Suci dan Maha Terpuji Engkau, ya Allah, penuh berkah nama-Mu, Maha Tinggi
kekayaan-Mu dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau."
Terkadang
membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَئِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ عَالَمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِك فِيمَا
كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِي لِمَا اُخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِك
إِنَّك تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
[Allahumma robbu jibrooiil wa miikaaiil wa
isroofiil, faathiris samaawaati wal ardhi, 'aalimul ghaibi wa syahaadati, anta
tahkumu baina 'ibaadaka fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdinii lima ikhtalafa fiihi
minalhaqqi bi idznika, innaka tahdii mantasyaa u ilaa shirootun mustqiimun]
Artinya:
"Ya
Allah, Tuhan malaikat Jibril, Mikail, dan Isrofil, yang mengatur langit dan
bumi. Yang Maha Mengetahui apapun yang ghaib dan nyata, Engkau menghukumi
hamba-hamba-Mu atas apa yang mereka peselisihkan. Berilah aku petunjuk
kebenaran atas apa yang diperselisihkan dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau
menunjukki siapa yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus."
Dan
riwayat-riwayat lain yang falid dari Nabi r.
Yang
utama adalah, sesekali membaca yang ini dan sesekali membaca yang lainnya dari
riwayat bacaan istiftah Nabi r yang memang falid dari beliau.
8-
Kemudian berta'awudz (meminta perlindungan) kepada Allah I dari syaithan yang terkutuk, dengan mengucapkan:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ هَمَزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفَثِهِ
[a'uzubillahi minassyaithonirrojiim min hamazihi
wanafkhihi wanaftsihi]
Artinya:
"Aku
berlindung kepada Allah dari syaithan yang terkutuk dari kegilaan, kesombongan,
syairnya."
atau
أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
[a'uzubillahis sami'ul 'aliim
minssyaithonirrojiim]
Artinya:
"Aku
berlindung kepada Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syaitan
yang terkutuk."
9-
kemudian membaca basmalah:
[Bismillahir rahmaanir rahiim]
Artinya:
"1.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."
Dahulu
Nabi r membacanya dengan pelan, tidak ada riwayat yang falid bahwa beliau
membaca basmalah dengan keras secara terus menerus. Tetapi terkadang makmum
mendengar bacaannya ketika beliau sedikit mengeraskannya dalam shalat sirri
(pelan), tidak mendengarnya kecuali yang berada dekat dengan beliau.
10-
Kemudian membaca surat
al-Faatihah:
[Alhamdulillahi robbil 'aalamiin, arrohmaanir
rohiim, maalikiyau middiin, iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin,
ihdinasshirootol mustaqiim, shirootol ladziina an'amta 'alaihim, ghoiril maghdu
bi 'alaihim walauddhooolliiin]
Artinya:
"2.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami
sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.6. Tunjukilah Kami
jalan yang lurus, 7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat." (QS.alfatihah:2-7)
Ketika
membaca Nabi r berhenti pada setiap ayat dan tidak menyambung dengan ayat berikutnya.
11-
Setelah selesai membaca al-Faatihah Nabi r menjaharkan (mengeraskan) bacaan "amin" dalam shalat
jahriah[1]
dengan ucapan: آمِيْن [Aamiin]
Artinya:
"Kabulkan
ya Allah!"
Makmum
yang berada di belakang Nabi turut mengeraskan bacaan 'amin' hingga masjid
menjadi ramai.
12-
Kemudian diam sejenak setelah selesai membaca al-Fatihah, tidak berlama-lama
dalam diam.
13-
Kemudian membaca apa yang mudah dari al-Qur'an seusai membaca al-Fatihah.
Terkadang Nabi r membaca satu surat
penuh pada setiap rakaatnya, dan ini sering. Terkadang membaca satu surat pada dua rakaat dan terkadang membaca sebagian surat. Nabi r senantiasa berhenti pada setiap ayat yang dibacanya dan tidak
menyambung bacaannya dengan ayat berikutnya.
14-
Nabi r mengeraskan bacaannya pada shalat fajar (subuh), dua rakaat pertama
shalat maghrib dan dua rakaat shalat isya. Adapun shalat dzuhur serta ashar
beliau membacanya dengan sirri (pelan).
15-
Setelah selesai dari membaca al-Qur'an diam sejenak sekadar menenangkan diri
sebelum rukuk.
16-
Kemudian rukuk seraya bertakbir mengangkat kedua tangannya setentang bahu atau
daun telinganya. Makmum dibelakangnya mengikuti dengan takbir dan ruku seraya
mengangkat tangan. Yang demikian ini dilakukan oleh imam, makmum atau yang
shalat sendirian. Demikianlah yang ditunjukkan oleh sunnah. Kemasyhuran riwayat
ini melemahkan mereka yang mengingkarinya.
Dalam
rukuknya Nabi r meratakan punggungnya dan mensejajarkan kepalanya, hingga seandainya
diletakkan suatu wadah di atasnya, wadah itu tidak akan jatuh. Menggenggam
kedua lututnya dan bertumpu padanya dengan menjarangkan jari-jemarinya. Membuka
sikutnya keluar. Beliau terkadang memanjangkan rukuknya. Beliau mengingkari
mereka yang meringankan posisi ini dan melarang mematuk (berpindah dari satu
gerakan kepada gerakan yang lain) seperti patukan burung gagak
(cepat/tergesa-gesa).
Ketika
rukuk, Nabi r memerintahkan untuk mengagungkan Allah, dan disyari'atkan bertasbih
dengan mengucapkan:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْم
[Subhaana robbiyal adziimu] 3x atau lebih.
Artinya:
"Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung."
Terkadang
beliau membaca:
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
[Subhaana robbiyal adhzimi wabi hamdihi] 3x
Artinya:
"Maha
Suci Tuhan-ku yang Maha Agung dan segala pujian bagi-Nya."
dan
mengucapkan:
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ
[Subbuuhun qudduusun robbul malaaikati warruuhi]
Artinya:
"Tuhan
yang Maha Suci, Tuhan para malaikat dan Jibril."
Beliau
juga membaca zikir-zikir dan doa selain yang telah disebutkan. Beliau melarang
membaca al-Qur'an ketika rukuk dan sujud.
17-
Kemudian mengangkat kepalanya dari rukuk seraya mengangkat kedua tangannya
hingga setentang bahu atau daun telinga sambil mengucapkan:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
[Sami'allahu liman hamidah]
Artinya:
"Allah
mendengar siapa saja yang memuji-Nya."
Dibaca
jika dia sebagai imam atau shalat seorang diri. Jika telah berdiri tegak
mengucapkan:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
[Rabbanaa walakal hamdu]
Artinya:
"Tuhan
kami, dan untuk-Mulah segala pujian."
Nabi
r terkadang mengucapkan:
رَبّنَا لَك الْحَمْد مِلْء السَّمَاوَات وَمِلْء اْلأَرْض وَمِلْء مَا شِئْت مِنْ شَيْء بَعْد
[Rabbana walakal hamdu mil ussamaawaati wamil ul
ardhi wamil umaa syi'ta min syai in ba'du]
Artinya:
"Tuhan
kami, dan untuk-Mulah segala pujian yang memenuhi langit, bumi serta apa saja
yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu setelahnya[2]."
Terkadang
menambahkan bacaan:
أَهْلَ الثَّنَاء وَالْمَجْد أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْد ، وَكُلّنَا
لَك عَبْد ، لاَ مَانِع لِمَا أَعْطَيْت وَلاَ مُعْطِي لِمَا مَنَعْت وَلاَ يَنْفَع
ذَا الْجَدّ مِنْك الْجَدّ
[Ahluts tsanaa i walmajdi, ahaqqu maa qoolal
'abdu wa kulluna laka 'abdun, laa maani'a lima
a'thoita, wallaa mu'thia limaa mana'ta, walaa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu]
Artinya:
"Tuhan
pemilik pujian dan sanjungan. Yang paling berhak dikatakan oleh seorang hamba
–dan setiap kami menghamba kepada-Mu-: 'Tidak ada yang dapat mencegah apapun
yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi apapun yang Engkau cegah,
tidak bermanfaat kekayaan dan kekuasaan pemiliknya untuk dapat menyelamatkan
dirinya dari-Mu."
Makmum
tidak disyari'atkan mengucapkan: [Sami'allahu liman hamidah] Tetapi mencukupkan
dengan membaca tahmid [rabbanaa walakal hamdu…] setelah berdiri sempurna dari
rukuk. Nabi r bersabda,
وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ،
فَقُوْلُوا: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
"Jika imam membaca 'sami'allahu liman
hamidah' maka ucapkanlah, 'rabbana walakal hamdu'."
Mereka
yang mengatakan makmum turut membaca [sami'allahu liman hamidah] tidak memiliki
dalil.
Kemudian
meletakkan tangan kanannya dipunggung telapak kirinya, atau pergelangan tangan
kiri, atau di lengan bawah kirinya, seperti tatkala berdiri sebelum rukuk.
Nabi
r memanjangkan posisi ini sehingga sebahagian sahabat menyangka beliau
lupa. Beliau mengingkari mereka yang meringankannya dan memerintahkan untuk tuma'ninah
(tenang), tidak terburu-buru. Beliau melarang makmum untuk bangkit dari ruku
sebelum imam dan mengancam siapa yang mengangkat kepalanya sebelum imam akan
Allah ganti kepalanya dengan kepala keledai.
18-
Kemudian bertakbir dan sujud. Tidak ada riwayat yang falid bahwa Nabi r mengangkat kedua tanggannya ketika akan sujud. Bahkan Ibnu Umar c berkata, "Nabi r tidak melakukan hal itu ketika sujud." Mungkin saja Nabi r melakukannya sekali atau dua kali untuk menjelaskan kebolehan hal
tersebut.
Nabi
r ketika sujud mendahulukan kedua lutut sebelum tangan. Beliau sujud di
atas tujuh anggota badan: wajah, dua tangan, dua lutut dan dua ujung kaki.
Menempelkan kening dan hidung ke tempat sujud. Dan mengangkat kedua sikut
(menjauhkannya dari lantai) dan membuka kedua lengan atas (melebarkanya).
Mengangkat perutnya dari kedua pahanya (tidak menempelkanya), dan demikian pula
mengangkat pahanya dari betisnya (tidak menempelkannya). Menegakkan telapak
kakinya dan bertumpu dengan keduanya dengan menjadikan jari-jemari kakinya
mengarah ke kiblat sedangkan bagian dalamnya menempel kelantai. Bertumpu juga
dengan kedua tangannya, membuka telapak tangannya dengan merapatkan
jari-jemarinya mengarahkan ke kiblat dan meletakkannya setentang dengan bahu,
atau kening, atau bagian telinga; semua itu termasuk sunnah. Nabi r melarang orang yang shalat menempelkan lengannya (sikutnya) ke lantai
seperti anjing yang berbaring.
Ketika
sujud membaca:
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
Artainya:
"Maha
Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Disukai
juga membaca:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
[Subhaanakallahumma rabbanaa wa bihamdika,
allahummaghfirlii]
Artinya:
"Maha
Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah ampunilah
aku."
Dan
mengucapkan:
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ
[Subbuuhun qudduusun robbul malaaikati warruuhi]
Artinya:
"Tuhan
yang Maha Suci, Tuhan para malaikat dan Jibril."
Nabi
r menganjurkan untuk memperbanyak doa ketika sujud. Beliau melarang
membaca al-Qur'an ketika rukuk dan sujud, juga melarang tergesa-gesa, beliau
memerintahkan untuk tuma'ninah (tenang).
19-
Kemudian mengangkat kepalanya seraya bertakbir dan duduk baina sajdatain
(duduk di antara dua sujud). Sesekali Nabi mengangkat kedua tanggannya
bersamaan dengan takbir. Membentangkan kaki kirinya dan duduk di atasnya.
Menegakkan kaki kanannya, dan meletakkan kedua tangannya di pahanya dengan
membuka telapak tangannya.
Terkadang
Nabi r duduk ittiqa yaitu menegakkan kedua telapak kakinya (dan duduk
diatas tumit).
Tidak
ada riwayat yang falid bahwa beliau mengingsyaratkan telunjuknya ketika duduk
diantara dua sujud. Mungkin saja Nabi r
melakukan sesekali untuk menjelaskan kebolehannya.
Dan
membaca:
رَبِّ اِغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَارْفَعْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي
وَارْزُقْنِي
[Robbighfirlii warhamnii, warfa'nii wahdinii, wa
'aafinii warzuknii]
Artinya:
"Tuhanku
ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."
Terkadang
membaca:
رَبِّ اِغْفِرْ لِي, رَبِّ اِغْفِرْ لِي
[Robbighfirlii, robbighfirlii]
Artinya:
"Tuhanku
ampuni aku, Tuhanku ampuni aku."
Nabi
r memperlama posisi ini hingga ada yang berkata, "Nabi lupa."
Dan beliau melarang meringankannya.
20-
Kemudian sujud yang kedua sambil bertakbir dan melakukan seperti yang dilakukan
pada sujud yang pertama.
Dengan
demikian selesailah rakaat pertama.
21-
Kemudian bangkit sambil bertakbir, bertumpu kepada dua lututnya bukan ke
lantai. Melakukan rakaat kedua seperti pada rakaat pertama tanpa takbiratul
ihram, bacaan istiftah dan ta'awudz [a'uzubillah…].
22-
Tidak ada riwayat yang falid bahwa Nabi r duduk itrirahat setelah rakaat pertama atau setelah rakaat ketiga[3]
kecuali diakhir hayatnya, dan itu memiliki kemungkinan-kemungkinan.
23-
Kemudian melakukan pada rakaat kedua apa yang dilakukan pada rakaat pertama,
hanya saja lebih singkat.
24-
Kemudian duduk tasyahud awal setelah rakaat kedua. Jika shalatnya memiliki dua
tasyahud; semisal zuhur, ashar, maghrib dan isya, duduk dengan iftirosy
seperti duduk di antara dua sujud (menegakkan telapak kaki kanan dan duduk di
atas kaki kiri).
Kemudian
membaca tasyahud awal:
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلامُ عَلَيْكَ
أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلامُ عَلَيْنَا وَعَلَى
عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ،
أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
[Attahiyaatu
lillah, wassholawaatu watthoyyibaat, assalaamu alaikum ayyuhannabiyyu
warohmatullahi wabarokaatuh, assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahis
sholihiin, asyhadu al laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu
warosuuluhu]
Artinya:
"Segala
penghormatan untuk Allah, demikian pula setiap shalat dan kebaikan-kebaikan.
Kesejahteraan terlimpah atasmu, wahai Nabi, juga rahmat serta berkah-Nya.
Kesejahteraan semoga telimpah atas kami dan hamba-hamba Allah yang soleh. Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disebah selain Allah dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah."
Nabi
r membuka telapak tangan kirinya dan meletakkannya dipaha kirinya.
Beliau mengepalkan tangan kanannya kecuali jari telunjukknya dan memberi
isyarat dengan telunjuk itu ketika disebut nama Allah atau dalam dua
tasyahudnya. Terkadang beliau mengepalkan kelingking dan jari manis dan membuat
lingkarang dengan jari tengah dan jempol serta mengangkat telunjuknya.
Nabi
r melarang iq'aa (bersimpuh) seperti anjig, yaitu seseorang
menempelkan pantatnya ke lantai dan menegakkan telapak kakinya dengan
meletakkan tangannya kelantai seperti bersimpuhnya anjing. Iq'aa yang
dibolehkan adalah ketika duduk di antara dua sujud.
Nabi
r meringankan tasyahud pertama ini, sampai-sampai seakan beliau duduk
di atas batu yang panas.
25-
Kemudian bangkit bertakbir dengan mengangkat kedua tangan untuk rakaat ketiga.
Bangkit dengan bertumpu kepada lututnya bukan kepada lantai.
26-
Kemudian membaca surat
al-Fatihah dan tidak membaca sesuatupun setelahnya, karena tidak ada riwayat
yang falid bahwa Nabi r membaca sesuatu setelahnya.
Kemudian
melanjutkan kepada rakaat keempat dan melakukan seperti yang dilakukan pada
rakaat ketiga. Meringankan dua rakaat terakhir (rakaat ketiga dan keempat) dari
dua rakaat pertama.
27-
Setelah rakaat keempat pada shalat Zuhur, Ashar dan Isya atau rakaat ketiga
pada shalat Maghrib atau rakaat kedua pada shalat (yang hanya dua rakaat)
seperti Subuh, jumu'ah dan 'Id, kemudian duduk untuk tasyahud akhir. Membaca
bacaan tasyahud awal lalu membaca shalawat nabi:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
[Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali
Muhammad, kamaa shollaita 'alaa Ibroohiim wa 'alaa aali Ibroohiim innaka
hamiidun majiid, wabaarik 'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad, kamaa baarokta
'alaa ibroohiim wa'alaa aali Ibroohiim innaka hamiidun majiid]
Artinya:
"Wahai
Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau
memberi rahmat kepada keluarga Ibrohim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah keberkahan kepada keluarga Muhammad
dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarganya,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia."
Nabi
r terkadang duduk tasyahud dengan tawaruk, yaitu menempelkan pantat
kiri ke lantai dan mengeluarkan kaki (kirinya) dari satu sisi dengan menjadikannya
berada dibawah paha dan betis kanannya. Menegakkan telapak kaki kanan dan
kadang membaringkannya. Tangan kirinya menggenggam lutut kiri bersandar
kepadanya.
28-
Jika telah selesai dari tasyahud akhir hendaknya meminta perlindungan dari
empat hal dengan membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ , وَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ, وَ مِنْ شَرِِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ
الدَّجَّالِ
[Allahumma innii a'uudzubika min 'adzaabi jahannami wamin 'adzaabil qobri
wamin fitnatil mahyaa walmamaati wa min syarri fitnatil masiihiddajjaal]
Artinya:
"Ya
Allah, aku berlindung denganmu dari azab neraka janannam, dari azab kubur, dari
fitnah (cobaan) orang-orang yang masih hidup dan yang telah mati, dan dari
fitnah (cobaan) Dajjal"
29-
Kemudian berdoa untuk dirinya sebelum salam. Diantara doa yang disyari'atkan
oleh Nabi r:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلا يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّك
أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
[Allahumma innii dzolamtu nafsii dzulman
katsiiron wa laa yaghfiru dzunuuba illa anta, faghfirli maghfirotan min
'indika, warhamnii innaka antal ghafuururrohiim]
Artinya:
"Ya
Allah, sesungguhnya aku banyak mendzalimi diriku, dan tidak ada yang dapat
mengampuni dosa selain Engkau, maka ampunilah dosa-dosaku dengan pengampunan
dari-Mu, rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."
Diantara
doanya yang lain:
اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَاباً يَسِيْراً
[Allahumma haasibnii hisaaban yasiiron]
Artinya:
"Wahai
Allah, hitunglah aku dengan perhitungan yang mudah."
Meminta
kapada Allah surga dan meminta perlindungan dari neraka. Serta doa-doa lain
yang falid dari Nabi r.
30-
Kemudian menutup shalatnya dengan salam sambil menoleh ke kanan seraya
mengucapkan:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
[Assalaamu alaikum warahmatullah]
Artinya:
"Keselamatan
dan rahmat Allah atas kalian."
Hingga
telihat pipi kanannya. Dan menoleh ke sebelah kirinya demikian pula, dengan
menambah: وَبَرَكَاتُهُ [Wabarokaatuh]
Artinya:
"Dan
berkah Allah."
Demikian
yang diriwayatkan dalam sebuah hadits. Bisa jadi beliau mengucapkannya sekali
untuk menjelaskan kebolehannya.
31-
Setelah salam lalu beristighfar (mengucap 'astaghfirullah') sebanyak tiga kali
kemudian mengucapkan:
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَم وَمِنْك السَّلاَم تَبَارَكْت يَا ذَا الْجَلاَل
وَاْلإِكْرَام
[Allahumma antassalaam wa minkassalaam tabaarokta
yaa dzaljalaali wal ikraam]
Artinya:
"Wahai
Allah, Engkau pemberi keselamatan dan dari-Mu keselamatan, Maha suci Engkau,
Wahai zat pemilik keagungan dan kemuliaan."
Dibaca
sebelum menghadap kepada makmum jika dia sebagai imam, dan tetap menghadap
kiblat selama membaca bacaan di atas.
32-
Kemudian merubah posisi menghadap kepada makmum. Nabi paling sering berputar
kearah kanan dan terkadang kesebelah kirinya.
33-
Nabi mensyari'atkan kepada umatnya zikir setelah shalat, diantaranya:
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
[Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu
lahulmulku walahulhamdu wahua 'ala kulli syai in qodiir]
Artinya:
"Tiada
Ilah (yang berhak disembah) selain Allah semata yang tidak ada sekutu
bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan, miliknya segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu."
لا حول ولا قوة إلا بالله ، لا إله إلا الله ، ولا نعبد إلا إياه ، له
النعمة ، وله الفضل ، وله الثناء الحسن ، لا إله إلا الله ، مخلصين له الدين ولو كره
الكافرون
[Laa haula walaa quwwata illa billaah, laa ilaha
illallah walaa na'budu illaa iyyaahu lahunni'matu walahulfadhlu walahutstsanaa
ulhasan, laa ilaaha illallah mukhlishiina lahuddiin walau karihal kaafiruun]
Artinya:
"Tiada
daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Tiada Ilah (yang berhak
disembah) selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya. Hanya
milik-Nya kenikmatan, karunia, dan pujian yang baik. Tiada Ilah (yang
berhak disembah) selain Allah, (dengan) memurnikan ibadah kepada-Nya meskipun
orang-orang kafir tidak suka."
اللَّهُمَّ لا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ،
وَلا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
[Allahumma laa maani'a limaa a'thoita walaa
mu'thia limaa mana'ta, walaa yanfa'u dzaljaddi minkaljaddu]
Artinya:
"Ya
Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang
dapat memberi apa yang Engkau cegah. Dan kekayaan (nasib baik) tidak berguna
untuk (mencegah azab) dari-Mu."
Kemudian
membaca: سبحان الله[subhanallah] 33x, الحمد لله [alhamdulillah]
33x dan الله
أكبر [allahu akbar] 33x dan menggenapi seratus
membaca:
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
[Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu
lahulmulku walahulhamdu wahua 'ala kulli syai in qodiir]
Artinya:
"Tiada
Ilah (yang berhak disembah) selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Milik-Nya kerajaan, miliknya segala puji, dan Dia yang Mahakuasa atas segala
sesuatu."
Lalu
membaca ayatul Kursi berikut:
[Allaahu laa ilaaha illa huwal hayyulqoyyuum laa
ta'khudzuhu sinatuw walaa naum lahu maa fiissamaawaati wamaa fil ardhi man dzal
ladzii yasyfa'u 'indahu illa bi idznih ya'lamumaa baina aidiihim wamaa
kholfahum walaa yuhiituuna bisyai in min'ilmihii illa bimaa syaa wasi'a
kursiyyuhus samaawaatiwal ardhi walaa ya uuduhuu hifzuhumaa wa huwal 'aliyyul
'adziim]
Artinya:
"Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at
di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya." (QS.al-Baqarah:
255).
Surat al-Ikhlas:
ö@è% uqèd
ª!$# îymr&
ÇÊÈ ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9
ô$Î#t öNs9ur
ôs9qã
ÇÌÈ öNs9ur
`ä3t
¼ã&©!
#·qàÿà2
7ymr& ÇÍÈ
[Qulhuwallaahu ahad, Allaahush shomad, lamyalid
walam yuulad, walam yakul lahuu kufuwan ahad]
Artinya:
“Katakanlah
(Muhammad)! 'Dia Allah, Yang Mahaesa. Allah tempat meminta segala sesuatu.
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakan dan tidak ada sesuatu yang
setara dengan Dia'.” (QS.al-ikhlas: 1-4)
Surat al-Falaq:
[Qul a'uudzubirobbil falaq, min syarri maakholaq,
wamin syarri ghoosiqin idzaa waqob, wamin syarrin naffastsaati fiil 'uqod,
wamin syarri haasidin idzaa hasad]
“Katakanlah,
'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan
(makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada
buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia
dengki'.” (QS. al-Falaq: 1-5)
Surat an-Nas:
[Qul a'uudzubirobbinnaas, malikinnaas,
ilaahinnaas, min syarri waswaasil khannaas, al ladzi yuwaswisufii suduurinnaas,
minaljinnati wannaas]
Artinya:
“Katakanlah,
'aku berlindung kepada Tuhan-nya manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari
kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikan (kejahatan) ke
dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'.” (QS. an-Nas:1-6)
Ayat-ayat
di atas dibaca setiap selesai shalat. Disukai mengulanginya sebanyak tiga kali
setelah shalat subuh dan maghrib.
34-
Nabi r mensyari'atkan kepada umatnya untuk melakukan shalat nawafil
(shalat sunnah) sebelum dan sesudah shalat fardu. Diantaranya shalat rawaatib
[4].
Beliau bersabda,
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمِهِ وَلَيْلَتِهِ
تَطَوُّعاً بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاُ فِي الْجَنَّةِ
"Siapa yang shalat sunnah dua belas rakaat
sehari semalam, akan Allah bangun untuknya rumah di syurga."
Berikut
shalat-shalat sunnah tersebut:
- 2 rakaat sebelum shalat subuh.
- 4 rakaat sebelum shalat zuhur dan 2 rakaat setelahnya.
- 2 rakaat setelah shalat maghrib.
- 2 rakaat setelah shalat isya.
Disukai
melakukan shalat 4 rakaat sebelum ashar, 2 rakaat setelah maghrib dan 2 rakaat
setelah isya. Telah falid riwayat dari Nabi r yang menunnjukkan akan hal itu.
Nabi
r menganjurkan untuk berkesinambungan melakukan shalat sunnah
semampunya seperti shalatul lail (shalat malam), dhuha, shalat
tarawih dibulan Ramadhan dan shalat-shalat lain yang memang shahih/falid dari
Nabi r.
35-
Wanita melakukan semua yang dilakukan laki-laki dalam shalatnya, tidak ada
pengecualian kecuali dalam beberapa perkara; seperti masalah menutup aurat,
masalah bacaan, laki-laki mengeraskan bacaannya dalam shalat jahriah sedangkan
wanita tidak.
Demikianlah
yang dapat terkumpul dari tatacara shalat nabi r sejak takbi hingga salam sebagaimana yang falid/shahih dari Nabi r. Beliau telah bersabda,
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي
"Shalatlah kalian sebagaimana kalian
melihatku shalat."
Dan
Nabi r mengabarkan bahwa shalat adalah penghibur diri dan penenang jiwanya.
Hendaknya
seorang muslim menjaga shalatnya sebagaimana yang telah didiajarkan, hingga
menjadi cahaya baginya dan keselamatan pada hari kiamat dengan izin Allah.
Wallahu
a'lam
Shalawat
dan salam tercurah atas Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
0 komentar:
Post a Comment