Silih asah, Silih Asuh, Silih Asih

Home » , » Silih asah, Silih Asuh, Silih Asih

Silih

Silih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti saling, ganti, tukar.[1]

Pengunaan

Kata silih dalam masyarakat Sunda digunakan dalam pemikiran tradisional mereka, yakni:
  • Silih asah: saling menajamkan pikiran; saling mengingatkan.[1]
  • Silih asuh: saling mengasuh; saling membimbing.[1]
  • Silih asih: saling mengasihi.[1]

Makna filosofis

Ketiga macam Silih di atas, digunakan sebagai filsafat hidup yang dianut mayoritas penduduk Jawa Barat. Filosofi ini mengajarkan manusia untuk saling mengasuh dengan landasan saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.[2] Sejatinya, inilah suatu konsep kehidupan demokratis yang berakar pada kesadaran dan keluhuran akal budi, yang akar filsafatnya menusuk jauh ke dalam bumi dalam pengertian harafiah. Berbeda dengan peradaban masyarakat lain di Nusantara, peradaban masyarakat Jawa Barat yang berpenduduk asli dan berbahasa Sunda sangat dipengaruhi oleh alam yang subur dan alami.[butuh rujukan] Itulah sebabnya, dalam interaksi sosial, masyarakat di sana menganut falsafah seperti di kutip di atas.[2]

adalah slogan dalam kultur masyarakat Sunda. Kalimat tersebut memperlihatkan karakter unik budaya spiritual masyarakat Sunda yang merupakan konsekuensi keyakinan agamanya. Silih asih merupakan bentuk hubungan religius sosial yang menitik beratkan pada cinta kasih Tuhan dan menanggapi cinta kasih Tuhan itu lewat cinta kasih pada sesama. Dengan istilah lain, silih asih adalah hubungan yang memegang erat norma ketuhanan sekaligus norma kemanusiaan. Nilai ketuhanan dan kemanusiaan itulah yang menghasilkan rasa egaliter atau persamaan di masyarakat. Pada ajaran silih asih manusia harus hormat menghormati, tiada manusia yang dianggap lebih tinggi atau lebih rendah karena bila terjadi maka itu akan bertentangan dengan ajaran ketuhanan dan kemanusiaan. Meletakkan manusia di posisi lebih tinggi atau rendah adalah perbuatan syirik sosial. Tatkala ada seseorang yang dipandang lebih tinggi, itu artinya meletakkan manusia sama dengan Tuhan, dan apabila meletakkan manusia di posisi lebih rendah itu artinya menjadikan dirinya sama dengan Tuhan. Manusia harus diletakkan sejajar atau egaliter satu dengan lainnya. Kaidah egaliter tersebut berikutnya akan menghasilkan etos musyawarah, kerja sama, dan sikap selalu berbuat adil. Ajaran itulah yang menyebabkan orang Sunda bisa hidup dengan teratur, dinamis dan damai. Budaya silih asih bisa menyegarkan ulang manusia dari keterasingannya di masyarakat dengan begitu citra dirinya meningkat dan mendapatkan ketenangan. Hal tersebut adalah sumber dari adanya tatanan masyarakat yang teratur, dinamis, dan rukun. Seseorang yang terasing dari masyarakatnya akan menderita kecemasan dan cenderung mengajak manusia untuk berbuat hal yang melanggar hak dan tanggung jawab sosial.
     Karakter silih asah ialah masyarakat yang membuka diri untuk memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi. Karakter ini akan menghasilkan etos dan kemauan ilmiah di masyarakat religius sebagai cara untuk mengembangkan otonomi dan kedisiplinan dengan begitu tak bergantung kepada yang lain. Tanpa adanya budaya ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemauan ilmiah, sebuah komunitas akan bergantung dengan yang lain akibatnya mereka mudah dieksploitasi, ditindas, dan dijajah. Silih asah merupakan kemauan untuk saling membuka diri untuk menguasai dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi, hasilnya masyarakat mempunyai otonomi dan disiplin tinggi. Di masyarakat silih asah, ilmu pengetahuan dan teknologi memperoleh panduan etis dengan begitu ilmu pengetahuan dan teknologi tak lagi pongah, namun terlihat anggung dan malah meningkatkan ketauhidan. Kesatuan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan etika tersebut adalah lompatan baru pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang integral. Karakter silih asuh melihat kepentingan kolektif ataupun pribadi memperoleh perhatian yang semestinya lewat saling kontrol, tegur-sapa dan nasihat menasehati. Tradisi silih asuh inilah yang selanjutnya bisa meningkatkan ikatan emosional yang sudah tercipta pada budaya silih asih dan silih asah. Sehingga pada masyarakat Sunda sangat sedikit timbul perseteruan dan keributan, namun saat ada golongan lain yang berusaha mengganggu ketenangannya, mereka akan menghadapinya dengan bersama. Tradisi silih asuh itulah yang sebagai perwujudan akhlak Tuhan Yang Maha Membimbing dan Maha Melindungi. Hal itulah yang selanjutnya diwujudkan sebagai silih asuh. Dengan begitu bisa dimengerti bahwa silih asuh adalah semangat untuk terbebas dari kebodohan,  kecemasan hidup, dan setiap bentuk kejahatan. Sehingga Karakter Silih asah, Silih Asuh, Silih Asih selalu sesuai untuk mengantisipasi modernisasi. Dengan Karakter Silih asah, Silih Asuh, Silih Asih, manusia modern akan difungsikan kembali citra dirinya yang akhirnya akan terhindar dari kecemasan, kebingungan maupun penderitaan psikologis. Kita tentunya sebagai Bangsa Indonesia yang memiliki berbagai suku budaya dan adat istiadat yang berneka ragam dan memiliki banyak warisan karakter -karakter  yang sangat baik, tentunya kita sebagai warga Negara yang mencintai bangsanya harus lebih peduli untuk menumbuhkan karakter - karakter  baik yang ada di Indonesia untuk menuju Kejayaan Bangsa Indonesia. 


Tradisi silih asih sangat berperan dalam menyegarkan kembali manusia dari keterasingan dirinya dalam masyarakat sehingga citra dirinya terangkat dan menemukan ketenangan. Ini merupakan sumber keteraturan, kedinamisan, dan keharmonisan masyarakat, sebab manusia yang terasing dari masyarakatnya cenderung mengalami kegelisahan yang sering diikuti dengan kebingungan, penderitaan, dan ketegangan etis serta mendesak manusia untuk melakukan pelanggaran hak dan tanggung jawab social.
Masyarakat silih asah adalah masyarakat yang saling mengembangkan diri untuk memperkaya khazanah pengetahuan dan tekhnologi. Tradisi silih asah melahirkan etos dan semangat ilmiah dalam masyarakat religious merupakan upaya untuk menciptakan otonomi dan kedisiplinan sehingga tidak memiliki ketergantungan terhadap yang lain, sebab tanpa tradisi ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan semangat ilmiah, suatu masyarakat akan mengalami ketergantungan sehingga mudah tereksploitasi, tertindas, dan terjajah. Silih asah adalah semangat interaksi untuk saling mengembangkan diri kea rah penguasaan dan penciptaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sehingga masyarakat memiliki tingkat otonomi dan disiplin yang tinggi. Dalam masyarakat Sunda yang silih asah, ilmu pengetahuan dan tekhnologi mendapat bimbingan etis sehingga ilmu pengetahuan dan tekhnologi tidak lagi angkuh, tetapi tampak anggung, bahkan memperkuat ketauhidan. Integrasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan etika ini merupakan terobosan baru dalam kedinamisan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan membuka dimensi transenden, dimensi harapan, evaluasi kritis, dan tanggung jawab.
Masyarakat silih asuh memandang kepentingan kolektif maupun pribadi mendapat perhatian serius melalui saling control, tegur sapa, dan saling menasehati. Budaya silih asuh inilah yang kemudian memperkuat ikatan emosional yang telah dikembangkan dalam tradisi silih aih dan silih asah dalam masyarakat Sunda. Oleh karena itu, dalam masyarakat Sunda sangat jarang terjadi konflik dan kericuhan, tetapi ketika ada kelompok lain yang mencoba mengusik ketenangannya, maka mereka bangkit melawan secara serempak (simultan). Budaya silih asuh inilah yang merupakan manifestasi akhlak Tuhan Yang Maha Pembimbing dan Maha Menjaga. Hal inilah yang kemudian dilembagakan dalam silih amar ma’ruf nahi munkar. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa silih asuh merupakan etos pembebasan dalam masyarakat Sunda dari kebodohan, keterbelakangan, kegelisahan hidup, dan segala bentuk kejahatan.
Dengan demikian, busaya silih asih, silih asah, dan silih asuh tetap akan selalu relevan dalam menghadapi tantangan modernisasi. Melalui strategi budaya silih asih, silih asah, dan silih asuh, manusia modern akan dikembalikan citra dirinya sehingga akan terbatas dari kegelisahan, kebingungan, dan penderitaan serta ketegangan psikologis dan etis.


 Berdasarkan SILAS Konsep Kepemimpinan Silih Asih
          Silih asih merupakan tingkah laku yang memperlihatkan rasa kasih sayang  yang tulus. Dengan maksud mewujudkan suatu kebahagiaan diantara mereka. Asih menuntut kejujuran, dedikasi, kemampuan berdisiplin, Asih kesabaran, Asih merupakan ekspresi diri dan ekspresi rasa keindahan.
          Substansi silih asih lebih cenderung kapada kualitas instrinsik yang berbeda dalam tanah batiniah seseorang. Bila rasa asih telah bersemayam dalam batiniah seseorang pemimpin, maka hubungan sosial pun akan selalu dilandasi dengan getaran-getaran keindahan nilai manusiawi yang selaras dan harmonis, yang berakhir pada kebahagiaan bersama sebagaimana tertuang dalam naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian yang berbunyi : ’Ngertakeun bumi lamba’ yakni mensejahterakan alam dunia.

SILIH ASIH, SILIH ASAH, DAN SILIH ASUH
         Asuh mengandung makna membimbing, menjaga, mengayomi, mempehatikan, mengarahkan, membina secara seksama denganharapan agar selamat lahir batin dan bahagia dunia akhirat. Asuh adalah kesederajatan, mampu menghargai, adil, bersifat satria, kebeningan hati, menuntut tanggung jawab dan kebersaman ( Suryalaga, 113-117).
          Andaikan kita cerna secara seksama makna kearifan lokal yang terkandung dalam silih asih, silih asah, dan silih asuh ternyata sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Sehubungan dengan kepemimpinan ala Sunda yang Tertuang dalamTradisi Tulis. Silih asih  di maknai sebagai saling Mengasihi dengan segenap kebeningan hati. Silih asah bermakna saling mencerdaskan kualitas kemanusiaan. Sedangkan Silih asuh adalah kehidupan yang penuh harmoni, jargon tersebut kini telah menasional. Silih asih, silih asah, dan silih asuh merupakan sistem berinteraksi dalam masyarakat, yang mengandung kebersamaan dalam kemitraan dan keterlibatan yang bertanggung  jawab.
          Sikap moral silih asih, silih asah, dan silih asuh ini harus selalu dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik dan dianggap ideal. Karena seorang pemimpin yang ideal. Karena seorang pemimpin yang baik dan dianggap ideal jika pemimpin tersebut telah mampu mensejahterakan rakyatnya melalui berbagai macam cara kepemimpinannya sebagaimana dijelaskan dalam naskah dan prasasti bahwa seorang pemimpin yang telah mampu ngetakeun urang reya  ’mensejahterakan orang banyak’. Pemimpin yang demikian dalam kepemimpinan Sunda adalah pemimpin ideal yang mampu bertindak sebagai leader, manager, entertainer, dan entrepeneur yakni seorang raja yang sudah ngarajaresi  itulah pemimpin yang ideal bagi  orang  Sunda yang sudah ngajaresi.

Silih Asah
            Konsep dasar silih asah adalah saling  mencerdaskan, saling menambah  ilmu pengetahuan, memperluas wawasan dan pengalaman lahir batinuntuk peningkatan kualitas kemanusiaan dalam segala aspeknya, baik pada tataran kognisi, afeksi, spiritual maupu psikomotori. Yang bertujuan untuk  mempersiapkan seorang pemimpin agar mampu mengatasi tantangan dan masalah kepemimpinan yang dihadapinya. Hal ini sangat penting bagi seorang pemimpin, agar terjalin komunikasi dan adanya pentransferan yang baik dan lancar antara pemimpin dengan yang dipimpinnya.
          Silih asah merupakan proses aktifitas antara dua pihak, ada yang berperan sebagai pemberi dan penerima pengetahuan. Asah berarti memiliki visi dan misi, pengendalian diri, alat ukur dalam mencapai tujuan, menuntut kesabaran, memerlukan keterbukaan, memiliki sistem keteraturan, kemampuan mengelola (memenej),  inovatif,  proaktif, pandai berkomunikasi dan bersinergi.


Seperti halnya “Gemah, Ripah, Repeh, Rapih”, “Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh"  juga menjadi semacam falsafah hidup untuk suku Sunda. Disampaikan secara turun temurun, agar kelak orang sunda dapat menjadi suku yang maju, berwawasan, juga hidup tentram dalam aktivitas interaksi sosialnya. Ketiga kata ini sangat bermakna bagi suku sunda: Silih asah, silih asih, silih asuh yang berarti: saling mengajari, saling mengasihi, dan saling mengayomi.
Asah
Secara harfiah Asah dalam bahasa sunda berarti mempertajam. Arti ini sama dengan arti sesungguhnya salam bahasa Indonesia dan secara konotatif mempunyai arti setara dengan "Ajar”. Silih asah, mempunyai makna saling bertukar ilmu, satu sama lain mengajarkan apa yang dia ketahui dan kuasai.
Asih
Asih mempunyai padanan kata dalam bahasa Indonesia, “kasih”. Silih asih berarti saling mengasihi, saling mencintai satu sama lain. Memberi perhatian, afeksi dan kasih sayang. Satu sama lain menunjukan kepeduliannya, memberikan apa yang dibutuhkan dengan tulus.
Asuh
Kata asuh ini sudah diserap secara menyeluruh dalam bahasa Indonesia dengan makna yang sama pula tentunya. Silih Asuh, saling mengasuh, mengayomi, membimbing satu sama lain. Menjaga agar tetap pada jalan yang diyakini benar, secara tradisi, hukum, dan paling utama secara agama.

 

Falsafah Orang Sunda

orang sunda dalam menjalani kehidupan didunia ini . disamping berpedoman kepada ajaran islam yang berdasarkan wahyu dan mutlak kebenarannya , ternyata orang sunda memiliki "tetekon hidup" (pegangan hidup) atau falsafah yang sangat luhur nilainya , jika ditatap dan diangkat dari kacamata budaya sunda

falasafah begini "silih asih, silih asuh dan silih asah", maksdunya saling mengasihi ,saling merangsang secara potensiatif , dan saling memperhatikan pencapaian kelayakan masing-masing (Bandung Universitas Pajajaran , "Makalah "1996)

pegangan hidup "silih asih ,silih asah dan silih asuh" memiliki makna yang luas dan sangat dalam , Adiwijaya (1994) menjabarkan lebih luas tentang silih asih kedalam 25 pengertian yaitu : kerja aktif , kerjasama , dedikasi , kompromi, displin , tanggung jawab , kesabaran , nilai , pengorbanan , terkadang membawa frustasi bila disublimasikan secara kreatif , komunikasi yang naluriah, pengalaman indah , dinilai demi asih itu sendiri , kreativitas ,membagikan keindahan , tidak dapat dirumuskan , unik , ekspresi diri , mewujudkan realitas hidup , mencerminkan bagaimana orang memandang dunia , kejujuran , dimungkinkan bersifat sementara atau adadi, memerlukan dana dan menghasilkan kepuasan yang indah dari hasil usaha bersama


jadi , silih asih itu adalah transformasi kasih sayang yang sejati antara satu sama lain , saling peduli serta menghindari dampak untuk saling mengganggu. memliki rasa tanggung jawab dan tenggang rasa ,sebagai ciri khas moral yang mewarnai intelektual setiap individu , dengan begitu mereka saling santun dan pengertian satu sama lain.

Didi Atmadilaga menafsirkan makna silih asah , hal ini berhubungan dengan cara menghadapi tantangan dan kesempatan . bahwa hidup ini pasti memerlukan bantuan orang lain. menuntut kerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama , kebersamaan , saling mengapresiasi dan saling menghormati merupakan landasan pokok kebersamaan

sedangkan silih asuh menggambarkan kepedulian untuk saling memperhatikan dalam menggapai tujuan hidup , sehinnga mereka mendapatkan ganjaran yang propesional , dengan demikian , mereka akan terbebas dari ketidak pastian , ketakuatan , keraguan , keresahan , dan kecemasan . dengan asumsi , jika diantara mereka terdapat kelemahan akan segara dinasihati untuk memperbaikinya .


Silih Asih
Sacara harfiah SILIH ASIH yaitu rasa atau tingkah laku yang memperlihatkan silih pikanyaah, silih pikaasih, silih pikaheman (saling sayang-menyayangi). Adapun unsur dari Silih Asih yaitu  kerja (lahir danbatin), aktif (lebih dulu), adanya dedikasi, disiplin (kesetiaan dan kemampuan diri), berbagi tanggung jawab. Asih juga adalah keindahan lahir batin. SILIH ASIH lebih condong kepada kualitas intrinsik yang nampak dari batin pribadi manusia.
Silih Asah
Konsep dasar dari silih asah yaitu saling tambah pengetahuan, saling menajamkan ilmu, saling menambah pengalaman, meningkatkan kemahiran dan meningkatkan kualitas berpikir sehingga bisa menghadapi rintangan atau masalah yang dihadapi. Selain itu saling meningkatkan kualitas ibadah sehingga kemuliaan Akhirat yang dituju.
Adapun unsur dari silih asah yaitu punya semangat dan kemauan, mampu mengendalikan diri, sabar, keterbukaan, pengaturan, kejujuran, berkelanjutan, pengelolaan, kreatifitas, inovatif, proaktif, berjuang, kualitas diri, dan komunikasi.

Silih Asuh
Kata asuh mengandung arti membimbing, mendidik, silih raksa, silih riksa, saling menjaga dibarengi dengan rasa cinta dan kasih sayang. Bisa diartikan juga saling menitipkan diri, saling tanggung, saling menghormati yang akhirnya mewujudkan rasa tenang, penuh dengan tali silaturahim yang tulus. Silih asuh itu kalo bahasa sekarang mah yaitu harus posisional, proporsional dan profesional.
Adapun unsur dari silih asuh yaitu kesederajatan ( di hadapan Allah), menghargai, keikhlasan ( waktu, tenaga, dan pikiran), adil, jujur. Asuh adalah Sinatria (berani mengakui kesalahan). Asuh itu regenerasi, penghormatan, pengakuan, kejernihan hati (seperti air yg memberi kehidupan), tanggung jawab, dan terakhir punya rasa sauyunan ( kebersamaan). Silih Asuh hakikatnya tiada bukan adalah mewujudkan Hak Asasi Manusia mengikuti kodrat manusia itu sendiri.
Begitulah makna Silih Asah Silih Asih Silih Asuh jika dijabarkan satu per satu.

 Babasan Sunda yang Kacida dipiwanoh (paling di kenal) sama masyarakat sunda yaitu “ Silih Asah Silih Asih, Silih Asuh”.  Di Universitas Pasundan mah t’kenal dengan SILAS (system), malah m’jadi sebuah tema seminar  Internasional kerjasama dengan Universitas Cartein ti Perth di Australia. Saya si bukan mau bahas seminar’y, Cuma pengen bahas kalimat yang menguatkan negri Pasundan.,hehe
Dari kalimat Silih (saling), berarti adalah sebuah pekerjaan saling balas, arti’y ada dua pihak (subyek-obyek). Jadi tidak bisa hanya untuk saya, atau kamu, tapi untuk kita.
Silih Asah
Konsep dasar dari silih asah yaitu saling tambah pengetahuan, saling menajamkan ilmu, saling menambah pengalaman, meningkatkan kemahiran dan meningkatkan kualitas b’pikir sehingga bisa menghadapi tantangan atau masalah yang dihadapi. Selain itu saling meningkatkan kualitas ibadah sehingga kemuliaan Akhirat yang sama2 dituju.
Adapun unsure dari silih asah yaitu : Asah adl punya semangat dan kemauan, Asah adl Mampu mengendalikan diri, Asah adl Alat u/ m’capai tujuan, Asah adl Sabar, keterbukaan, pengaturan, kejujuran, B’kelanjutan, pengelolaan, kreatifitas, Inovatif, menilai, berani di uji, proaktif, berjuang, kualitas diri, dan komunikasi. Kerena ada kata saling b’arti ada action-reaction.
Silih Asih
Sacara harfiah SILIH ASIH yaitu rasa atau tingkah laku yg memperlihatkan silih pikanyaah, silih pikaasih, silih pikaheman (saling sayang-menyayangi), adapun unsure dari Silih Asih yaitu : Asih adl Kerja (lahir n batin), Asih adl aktif (lebih dulu), Asih adl ada’y dedikasi (tegesna junun (jujur) tur teguh hate (keteguhan hati)), ada’y kompromi, disiplin (kesetiaan dan kemampuan diri), berbagi tanggung jawab, sabar, b’korban, asih adl keindahan lahir batin, asih itu m’butuhkan Raga. Karena itu SILIH ASIH lebih condong kepada kualitas intrinsik (yg nampak dari batin pribadi) manusa.
Silih Asuh
Kata asuh mengandung arti membimbing, mendidik, silih raksa, silih riksa, saling menjaga dibarengi dengan rasa cinta dan kasih sayang. Bisa dia artikan juga saling menitipkan diri, saling tanggung, saling m’hormati yang akhir’y mewujudkan rasa tenang, penuh dengan tali silaturahmi yang tulus. silih asuh itu kalo bahasa sekarang mah yaitu harus posisional, proporsional dan profesional.

Adapun unsure dari silih asuh yaitu : Asuh adl Kesederajatan ( di hadapan Allah), Asuh adl Menghargai, Asuh adl K’ikhlasan ( u/ waktu, tenaga n pikiran), Asuh adl adil, jujur, Asuh adl Sinatria (berani mengakui kesalahan), Asuh itu regenerasi, penghormatan, pengakuan, kejernihan hati (seperti air yg m’beri kehidupan), tanggung jawab, dan terakhir punya rasa sauyunan ( kebersamaan). Silih Asuh hakikat’y tiada bukan adalah mewujudkan Hak Asasi Manusia mengikuti kodrat manusia itu sendiri.


http://www.academia.edu/5035099/Teori_Fenomologi_menganalisis_tradisi_silih_Asih_silih_Asuh_dan_silih_Asah_pada_masyarakat_Sunda
sumber :
 woi-belilah
 antoncharleadership
 ranggamus.tumblr
 abeng340-versuchterfolgreich.
 maicih
niaceria17
.
Share this article :