Surat Rasulullah SAW kepada Raja Kisra II Persia dan Kisah Raja Kisra Menolak Ajakan Kepada Islam
Home »
kehidupan Muhammad Rosululloh
,
ROSULULLOH
» Surat Rasulullah SAW kepada Raja Kisra II Persia dan Kisah Raja Kisra Menolak Ajakan Kepada Islam
Khosrau II (bahasa Persia: خسرو دوم Khosraw II, bahasa Arab: كسرى الثاني Kisra II, bahasa Yunani: Chosroes II) dalam sumber-sumber klasik Persia kadang-kadang disebut dengan julukan Parvez, "Yang Selalu Berjaya", adalah seorang kaisar Dinasti Sassania kedua puluh dua. Ia memerintah Persia antara tahun 590-628 Masehi. Ia adalah putra dari Hormizd IV (memerintah 579-590) dan cucu dari Khosrau I (memerintah 531-579).
Khosrau II dalam tradisi Islam dikenal sebagai Raja Kisra dari Persia, kepada siapa Muhammad telah mengirimkan Abdullah as-Sahmi sebagai utusan pembawa surat yang berisi permintaan agar ia turut memeluk agama Islam.
Berikut Isi suratnya:
Khosrau II dalam tradisi Islam dikenal sebagai Raja Kisra dari Persia, kepada siapa Muhammad telah mengirimkan Abdullah as-Sahmi sebagai utusan pembawa surat yang berisi permintaan agar ia turut memeluk agama Islam.
Referensi
"Chosroes" Encyclopædia Britannica, (11th ed.). 1911.
- (Inggris)Edward Walford, translator, The Ecclesiastical History of Evagrius: A History of the Church from AD 431 to AD 594, 1846. Reprinted 2008. Evolution Publishing, ISBN 978-1-889758-88-6. [1] — sumber primer berisi informasi yang menceritakan tentang pemerintahan awal Khosrau II dan hubungannya dengan bangsa Romawi.
- (Perancis)Continuité des élites à Byzance durante les siècles obscurs. Les princes caucasiens et l'Empire du VIe au IXe siècle, 2006
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Dari Muhammad utusan Allah untuk Kisra, penguasa Persia yang agung.
Salam bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan
RasulNya, dan bagi orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali
Allah, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi yang bersaksi bahawa
Muhammad itu hamba Nya dan utusan Nya. Aku mengajakmu kepada panggilan
Allah, sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi seluruh manusia supaya
aku memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan
supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Peluklah
agama Islam maka kamu akan selamat. Jika kamu menolak maka kamu akan
menanggung dosa orang orang Majusi.
Berikut Kisahnya:
Ketika Rasulullah s.a.w mengirim surat kepada Raja Kisra II dia pun
merobeknya sambil berkata, ”Hamba rendahan dari rakyatku menuliskan
namanya mendahuluiku.”
Ketika berita tersebut sampai kepada Rasulullah s.a.w, baginda pun mengatakan, ”Semoga Allah merobek-robek kerajaannya.”
Doa tersebut dikabulkan. Persia akhirnya kalah dalam perang
menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian dia pun
digulingkan oleh anaknya sendiri. Dia dibunuh dan dirampas kekuasaannya.
Selanjutnya kerajaan itu semakin terobek-robek dan hancur sampai
akhirnya ditakluki oleh pasukan Islam pada zaman Khalifah Umar bin
Al-Khaththab r.a hingga tidak dapat lagi berdiri.
Ibn Sa’ad, Ahmad bin Hanbal, al-Baihaqi dan yang lainnya telah
meriwayatkan melalui beberapa sanad dari kelompok Sahabat Rasulullah
salla Allahu alaihi wa sallam yang mana hadis-hadis mereka saling
mendukung, mereka (para sahabat) berkata:
“Rasulullah salla Allahu alaihi wa sallam mengutus Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi kepada Raja Persia, mengajaknya untuk memeluk agama Islam dengan membawa sepucuk surat dari beliau. Dia (Abdullah) berkata:
“Maka ku serahkan kepadanya surat Rasulullah, lalu ia mengambil dan merobek-robeknya. Ketika itu berita sampai kepada Rasulullah, beliau bersabda: ‘Ya Allah, hancurkanlah kerajaannya.”
Kisah Raja Kisra Menolak Ajakan Kepada Islam
“Rasulullah salla Allahu alaihi wa sallam mengutus Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi kepada Raja Persia, mengajaknya untuk memeluk agama Islam dengan membawa sepucuk surat dari beliau. Dia (Abdullah) berkata:
“Maka ku serahkan kepadanya surat Rasulullah, lalu ia mengambil dan merobek-robeknya. Ketika itu berita sampai kepada Rasulullah, beliau bersabda: ‘Ya Allah, hancurkanlah kerajaannya.”
Kemudian Raja Persia (Kisra) menulis surat kepada Badzan,
gobenornya di Yaman, mengarahkannya agar Badzan mengutus dua orang
pemberani kepada orang yang berada di negeri Hijaz tersebut (iaitu
kepada Rasulullah), lalu kembali kepadanya untuk memberitakan tentang
orang tersebut. Maka Badzan mengutuskan seseorang yang bernama Qahraman
dan seorang teman lain yang menyertainya, dan ia menulis sepucuk surat
yang dibawa oleh keduanya. Setibanya di Madinah, mereka menyerahkan
surat Badzan kepada Nabi, beliau tersenyum dan mengajak mereka kepada
Islam sedang mereka gementar ketakutan.
Dalam sebuah riwayat berbunyi: “Tatkala beliau melihat misai mereka
terpintal dan membentuk sebuah lingkaran pada pipi-pipi mereka, maka
beliau berpaling dari keduanya dan berkata: “Celaka kalian! Siapakah
yang perintahkan kalian berbuat demikian? Mereka menjawab: “Kami
diperintahkan oleh tuhan kami (yakni Raja mereka, raja Kisra) Maka Nabi
bersabda:
“Akan tetapi aku diperintahkan oleh Rabbku, untuk membiarkan janggutku lebat dan panjang serta memotong (menipiskan) misaiku.”
Kemudian beliau berkata: “Pergilah kalian pada hari ini hingga esok
kalian datang kepadaku, aku akan mengabarkan kepada kalian apa yang aku
kehendaki.”
Keesokan harinya mereka datang, maka Nabi mengatakan kepada mereka:
“Sampaikanlah kepada teman kamu (Badzan) bahawa Rabbku telah membunuh tuhannya sang Kisra (raja Persia) tadi malam.”
Maka mereka mendapatinya seperti apa yang telah dikatakan beliau.
Diriwayatkan oleh Ibn Saad I/259-260, Ahmad V/43, Al Baihaqi dalam kitab Dalaa-ilun Nubuwwah IV/387-394, lihat Silsilah as-Sahiihah no.1429 oleh Albani dan takhrij beliau dalam kitab Fiqhus Siirah karya Muhammad Al Ghazali hal.388-389
versi lainnya ;
“Sampaikanlah kepada teman kamu (Badzan) bahawa Rabbku telah membunuh tuhannya sang Kisra (raja Persia) tadi malam.”
Maka mereka mendapatinya seperti apa yang telah dikatakan beliau.
Diriwayatkan oleh Ibn Saad I/259-260, Ahmad V/43, Al Baihaqi dalam kitab Dalaa-ilun Nubuwwah IV/387-394, lihat Silsilah as-Sahiihah no.1429 oleh Albani dan takhrij beliau dalam kitab Fiqhus Siirah karya Muhammad Al Ghazali hal.388-389
versi lainnya ;
Suatu hari sahabat Rasulullah Shallahu
‘alaihi wa Sallam, Abdullah ibn Hudzafah diutus oleh Rosul untuk
menyamapaikan surat ajakan masuk Islam kepada Kisra, raja Persia.
Sesampainya surat ditangan Kisra, ia sangat geram setelah membacanya. Ia
ingin menangkap Abdullah ibn Hudzafah yang sudah terlanjur pulang. Maka
Kisra pun memerintah Badzan, wakilnya dari Yaman agar mengutus dua
orang kuat dari Hijaz untuk menghadapkan Abdullah ibn Hudzafah kembali
kepada Kisra.
Dua utusan itu pergi menghadap
Rasulullah SAW dan memberikan surat badzan kepada beliau. Mereka
berkata, “Maharaja Kisra menulis surat kepada raja kami, Badzan, untuk
menjemput kembali orang yang datang kepadanya beberapa hari yang lalu.
Kami datang untuk menjemputnya. Jika engkau mengizinkan, Kisra
mengucapkan terima kasih kepadamu dan membatalkan niatnya untuk
menyerangmu. Jika engkau enggan mengizinkannya, maka dia sebagaimana
engkau ketahui, kekuatannya akan memusnahkanmu dan kaummu”.
Jelas ini adalah ancaman yang serius,
namun Rasulullah SAW tersenyum dan berkata kepada utusan itu, “Sekarang
pulanglah kalian berdua dan kembalilah lagi esok”.
Keesokan harinya, utusan itu kembali
menemui Rasulullah SAW dan berkata, “Apakah engkau telah mempersiapkan
apa yang akan kami bawa menemui Kisra?”. Nabi berkata, “Kalian
berdua tidak akan menemui Kisra setelah hari ini. Allah akan
membunuhnya. Pada malam ini, bulan ini, anaknya, Syirawaih akan
membunuhnya”. Mereka menatap tajam wajah Rasulullah SAW. Mereka
terlihat sangat geram dan berkata,”Kau sadar apa yang telah kau
ucapkan? Kami akan mengadukanmu kepada Badzan”. Rasulullah SAW menjawab,
“Silahkan! Katakan kepadanya, ‘Agamaku akan sampai dan tersebar di
kerajaan Kisra. Dan kamu, jika engkau masuk Islam, aku akan menjadikan
raja bagi kaummu‘”.
Kedua utusan itu pergi dari hadapan
Rasulullah SAW. Mereka langsung menemui Badzan dan menceritakan apa yang
telah terjadi. Badzan berkata, “Jika benar apa yang kalian katakan,
berarti dia benar adalah seorang nabi. Jika tidak, kita lihat apa yang
akan terjadi”.
Tak lama terbuktilah kebenaran
Rasulullah SAW. Syirawaih membunuh Kisra. Mendengar hal itu, Badzan pun
masuk Islam, demikian juga orang-orang Furs dan Yaman.
……
Demikianlah karakter kepemimpinan Rasulullah SAW yang sangat tenang, teguh, berani, dan tegas dalam menghadapi ancaman lawan. Kisah ini hanyalah sedikit bukti dari keagungan karakter pemimpin yang beliau miliki.
……
Demikianlah karakter kepemimpinan Rasulullah SAW yang sangat tenang, teguh, berani, dan tegas dalam menghadapi ancaman lawan. Kisah ini hanyalah sedikit bukti dari keagungan karakter pemimpin yang beliau miliki.
0 komentar:
Post a Comment