PENGELOMPOKKAN paper, jurnal, prosiding, call for paper SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI

Home » , , , » PENGELOMPOKKAN paper, jurnal, prosiding, call for paper SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI
Sebagai seorang peneliti tentu nantinya akan sangat akrab dengan beberapa istilah seperti; paper, jurnal, prosiding, call for paper dan sebagainya

Pengertian istilahnya 

Paper : sering disebut makalah atau artikel, merupakan dokumentasi hasil penelitian. Umumnya berisi abstrak, latar belakang penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitanan dan kesimpulan penelitiannya. Paper inilah yang terdapat dalam jurnal dan prosiding.



Jurnal : merupakan kumpulan paper hasil penelitian, biasanya satu jurnal akan spesifik membahas satu bidang keilmuan. Jurnal biasanya memiliki nomor ISSN, volume dan nomor. 

Volume menunjukkan tahun keberapa jurnal itu terbit, nomor menunjukkan terbitan keberapa dalam volume (tahun). Jurnal juga ada yang bersifat nasional dan internasional, nah yang internasional tentu kualitasnya lebih bagus.

Prosiding : hampir sama dengan jurnal, prosiding biasanya merupakan pembukuan paper hasil pertemuan ilmiah, biasanya berupa kegiatan call for paper.


Call for Paper : adalah suatu kegiatan pertemuan ilmiah para peneliti untuk mempresentasikan paper-nya, hasilnya dibukukan menjadi sebuah prosiding 

JENIS PENELITIAN


Penelitian secara akademik biasanya untuk mahasiswa S-1, S-2 dan S-3 sebagai sarana edukatif sehingga lebih mementingkan validitas internal dengan varibel penelitian terbatas serta kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang pendidikan.

Selain itu bisa juga dilaksanakan oleh para profesional yang dilakukan para peneliti yang bertujuan mendapatkan pengetahuan baru yang berkenaan dengan ilmu dengan variabel penelitian yang lengkap dan kecanggihan analisis disesuaikan dengan kepentingan masyarakat ilmiah.

Untuk tingkat teratas penelitian bisa dilaksankan oleh penelitian institusional yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan.

Secara garis besar penelitian bisa dilihat dari; tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, analisis dan jenis data.

  • Tujuan  (penelitian murni, penelitian terapan) 
  • Metode (survey, ex post facto, eksperimen, naturalistik, polcy research, action research, evaluasi dan sejarah)
  • Tingkat ekplanasi (penelitian deskriptif, komparatif dan asosiatif)
  • Jenis data dan analysis (penelitian kuantitatif, kualitatif dan gabungan)

Jenis-jenis Penelitian Ilmiah Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan: 

(1) Tujuan; 
(2) Pendekatan; 
(3) Tempat; (4) Pemakaian atau hasil / alasan yang diperoleh; (5) Bidang ilmu yang diteliti; (6) Taraf Penelitian; (7) Teknik yang digunakan; (8) Keilmiahan; (9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan. Berikut ini masing-masing pembagiannya.

Berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh:
1. Basic Research (Penelitian Dasar), Mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan;
2. Applied Reseach (Penelitian Terapan), Mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.

Berdasarkan Bidang yang diteliti:
1. Penelitian Sosial, secara khusus meneliti bidang sosial: ekonomi, pendidikan, hukum, dsb.
2. Penelitian Eksakta, secara khusus meneliti bidang eksakta: Kimia, Fisika, Teknik, dsb.

Berdasarkan Tempat Penelitian :
1. Field Research (Penelitian Lapangan), langsung di lapangan;
2. Library Research (Penelitian Kepustakaan), dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan) dari penelitian sebelumnya;
3. Laboratory Research (Penelitian Laboratorium), dilaksanakan pada tempat tertentu / lab, biasanya bersifat eksperimen atau percobaan;

Berdasarkan Teknik yang digunakan :

1. Survey Research (Penelitian Survei), tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.
2. Experimen Research (Penelitian Percobaan), dilakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.

Berdasarkan Keilmiahan :

Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:

• Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:
• Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:

• Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
• Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
• Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
• Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
• Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
• Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
• Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
• Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.

Penelitian non ilmiah (Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah)

• Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
• Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan/menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.

Penelitian secara umum :
Penelitian Survei:

• Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;
• Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb.
• Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa;
• Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel;
• Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;

Penelitian ini dapat berupa :

1. Penelitian Exploratif (Penjajagan). Terbuka, mencari-cari, pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti masih terbatas. Pertanyaan dalam studi penjajagan ini misalnya : Apakah yang paling mencemaskan anda dalam hal infrastruktur di daerah Kalbar dalam lima tahun terakhir ini? Menurut anda, bagaimana cara perawatan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik.


2. Penelitian Deskriptif. Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti mengembangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis.
3. Penelitian Evaluasi. Mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya. Evaluasi di sini mencakup formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian tujuan).
4. Penelitian Eksplanasi (Penjelasan). Menggunakan data yang sama, menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis.
5. Penelitian Prediksi. Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
6. Penelitian Pengembangan Sosial. Dikembangkan berdasarkan survei yang dilakukan secara berkala: Misal: Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalbar, 1998-2003;
Grounded Research

Mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan; bertujuan mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori, mengembangkan teori; pengumpulan dan analisis data dalam waktu yang bersamaan. Dalam riset ini data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Ciri-cirinya : Data merupakan sumber teori dan sumber hipotesis, Teori menerangkan data setelah data diurai.
TUJUAN PENELITIAN :
Secara umum ada empat tujuan utama :
  1. Tujuan Exploratif (Penemuan) : menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu 
  2. Tujuan Verifikatif (Pengujian): menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada 
  3. Tujuan Developmental (Pengembangan) : mengembangkan sesuatu dalam bidang yang telah ada 
  4. Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi)

PERANAN PENELITIAN

  1. Pemecahan Masalah, meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait-mengkait; 
  2. Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang yang diajukan, meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut
  3. Mendapatkan pengetahuan / ilmu baru

PERSYARATAN PENELITIAN :
1. Mengikuti konsep ilmiah
2. Sistematis/Pola tertentu
3. Terencana

Penelitian dikatakan baik bila :
1. Purposiveness, Tujuan yang jelas;
2. Exactitude, Dilakukan dengan hati-hati, cermat, teliti;
3. Testability, Dapat diuji atau dikaji;
4. Replicability, Dapat diulang oleh peneliti lain;
5. Precision and Confidence, Memiliki ketepatan dan keyakinan jika dihubungkan dengan populasi atau sampel;
6. Objectivity, Bersifat objektif;
7. Generalization, Berlaku umum;
8. Parismony, Hemat, tidak berlebihan;
9. Consistency, data/ungkapan yang digunakan harus selalu sama bagi kata/ungkapan yang memiliki arti sama;
10. Coherency, Terdapat hubungan yang saling menjalin antara satu bagian dengan bagian lainnya.

PROSEDUR  PENELITIAN

A. Garis besar :
1. Pembuatan rancangan;
2. Pelaksanaan penelitian;
3. Pembuatan laporan penelitian

B. Bagan arus kegiatan penelitian

  1. Memilih Masalah; memerlukan kepekaan 
  2. Studi Pendahuluan; studi eksploratoris, mencari informasi;
  3. Merumuskan Masalah; jelas, dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa
  4. Merumuskan anggapan dasar; sebagai tempat berpijak, (hipotesis);
  5. Memilih pendekatan; metode atau cara penelitian, jenis / tipe penelitian : sangat menentukan variabel apa, objeknya apa, subjeknya apa, sumber datanya di mana;
  6. Menentukan variabel dan Sumber data; Apa yang akan diteliti? Data diperoleh dari mana?
  7. Menentukan dan menyusun instrumen; apa jenis data, dari mana diperoleh? Observasi, interview, kuesioner?
  8. Mengumpulkan data; dari mana, dengan cara apa?
  9. Analisis data; memerlukan ketekunan dan pengertian terhadap data. Apa jenis data akan menentukan teknis analisisnya
  10. Menarik kesimpulan; memerlukan kejujuran, apakah hipotesis terbukti? 
  11. Menyusun laporan; memerlukan penguasaan bahasa yang baik dan benar.


METODE PENELITIAN



Salah satu komponen yang sangat penting dan menentukan kualitas sebuah penelitian ilmiah adalah rumusan masalah. Dalam hal ini yang dimaksud masalah adalah masalah ilmiah penelitian (scientific research problems). Masalah penelitian inilah yang akan dipecahkan atau dicarikan solusinya melalui suatu proses penelitian ilmiah.

Berbeda dengan rumusan-rumusan masalah pada umumnya, seperti laporan-laporan proyek, dalam penelitian ilmiah dituntut untuk memenuhi beberapa kriteria, antara lain masalah dirumuskan dengan kalimat tanya, sebaiknya hindari kata tanya “sejauh manakah” atau “seberapa besarkah”, dsb. 

Kriteria lain adalah setiap rumusan masalah minimal terdapat dua faktor atau variabel yang dihubungkan atau dibedakan, dan terakhir adalah variabel-variabel tersebut harus dapat diukur dan di-manage (measurable and managable).

Agar dapat diukur maka variabel-variabel tersebut harus konseptual, artinya variabel tersebut harus didukung oleh teori-teori sehingga akan lebih mudah mengukurnya karena indikator-indikatornya jelas dideskripsikan dalam teori-teori yang relevan.

Variabel dapat di-manage artinya data dengan mudah dapat dikumpulkan dan tersedianya atau bersedianya responden sebagai unit analisis untuk mengisi instrumen penelitian.

Hal lain yang perlu diperhatikan peneliti adalah dalam menentukan atau memilih variabel. Berdasarkan namanya, variabel memiliki ciri harus bervariasi. Insentif disuatu perusahaan atau institusi untuk golongan yang sama bukan variabel, tetapi fakta karena besarnya sama untuk golongan atau jenjang (level of job) yang sama. 

Kinerja (performances) adalah variabel karena setiap orang memiliki level of perfomances yang berbeda, demikian juga motivasi kerja atau kepuasan kerja, jelas dapat dipakai sebagai variabel karena tiap orang memiliki variabel tersebut yang bervariasi.

Namun ada juga peneliti kadang keliru menyebut misalnya kebijakan sebagai variabel sebab kebijakan disuatu perusahaan atau lembaga tidak akan dan tidak pernah bervariasi. 

Jadi dalam hal ini para peneliti harus secara logis menentukan berkaitan dengan apa yang hendak diukur terhadap kata kebijakan tersebut atau apa yang bervariasi terhadap kebijakan itu, seperti mungkin persepsi karyawan terhadap kebijakan atau penilaian atau pemahaman karyawan, jadi dalam hal ini yang bervariasi tentu persepsinya, penilaiannya atau pemahamannya terhadap kebijakan tersebut.

Oleh karena itu, apabila ditanya apa variabelnya maka jawabannya adalah persepsi atau pemahaman, sehingga peneliti dituntut untuk mencari teori-teori tentang persepsi atau pemahaman terhadap kebijakan. 

Jadi variabelnya bukan kebijakan, karena kebijakan tidak bervariasi. Faktor the naming variable sangat mempengaruhi peneliti dalam menentukan teori-teori yang akan diterapkan dalam sebuah karya ilmiah baik itu skripsi, tesis bahkan disertasi. 

Demikian juga contoh-contoh lain seperti budaya organisasi, iklim organisasi, konpensasi, rekrutmen, gaji, pemberdayaan, dsb.

Dalam penelitian ilmiah, variabel pada umumnya ada dua yaitu variabel bebas (independent variable) yang dapat mempengaruhi atau lebih dulu terjadi terhadap variabel lain yang disebut variabel terikat (dependent variable). Variabel terikat inilah yang menentukan the main topic seorang peneliti yang mencerminkan spesialisasinya.

Berdasarkan pengalaman membimbing mahasiswa, khususnya mahasiswa program doktor, banyak ditemukan adanya ketidakkonsistenan antara rumusan masalah dengan penentuan metode penelitian. 

Sebagai contoh, bagaimanakah hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan? Ternyata metode yang dipilih peneliti survei dengan analisis regresi korelasi, jadi jenis penelitiannya kuantitatif padahal penelitian merumuskan masalah menggunakan kata tanya bagaimanakah yang mencerminkan adanya suatu proses yang ingin dipecahkan peneliti. Dalam hal ini jenis penelitian yang tepat adalah kualitatif.

Apabila kata tanya bagaimanakah diganti dengan apakah sehingga menjadi apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan, maka jenis penelitiannya kuantitatif dengan metode survei dan analisisnya regresi korelasi yang bersifat non kausal.

Contoh lain sebagai berikut:
 
  1. Bagaimanakah mengembangkan model instruksional dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep-konsep matematika untuk anak SD kelas IV? Jenis penelitian ini dapat berupa developmental research atau R and D yang dilanjutkan dengan pengujian keefektifan model yang telah dikembangkan tersebut melalui eksperimen. 
  2.  Bagaimanakah cultural cohesiveness dapat mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan di institusi X? Jenis penelitian yang dipilih adalah kualitatif dengan langkah-langkah yang lengkap termasuk triangulasi dengan menekankan pada observasi yang unobtrusive, sampai ditemukan sesuatu yang unique. Tanpa uniqeness dan observasi terhadap proses maka penelitian kualitatif hanya sebuah ilusi. 
  3. Apakah komitmen berpengaruh langsung terhadap efektivitas organisasi? Contoh ini berkaitan dengan studi kausal non eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif, metode survei dengan analisis jalur (path analysis) untuk menguji model. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar genetika antara yang diajar dengan alat peraga dan siswa lain yang diajar dengan ceramah, apabila motivasi belajar siswa dikontrol? Masalah seperti ini harus dipecahkan melalui penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Apabila the main effect memiliki dua level demikian juga simple effect dengan dua level, maka disain ekespeimennya adalah 2 x 2 factorial. Eksperimen yang dipilih karena variabel bebasnya dapat dimanipulasi menjadi beberapa level, sehingga memungkinkan peneliti melakukan treatment. Analisnya menggunakan ANOVA two way.


SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI SEBUAH PENDAHULUAN


Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu dari pokok kegiatan perguruan tinggi. Karya ilmiah adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. 
Melalui pembuatan karya ilmiah, anggota masyarakat akademik pada suatu perguruan tinggi dapat mengomunikasikan informasi baru, gagasan, kajian, dan/atau hasil penelitian. 
Untuk pelaporan karya ilmiah diperlukan suatu pedoman tentang pembuatan karya ilmiah, khususnya karya ilmiah tertulis. 
Pedoman penulisan karya ilmiah ini memberikan petunjuk tentang cara menulis karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis, disertasi, artikel, makalah, dan laporan penelitian. Penulisan tugas akhir sedapat mungkin disesuaikan dengan pedoman penulisan ini.



Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Skripsi, tesis, dan disertasi merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa program Sarjana (S1), program Magister (S2), dan program Doktor (S3) pada akhir studinya.
 Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi mereka yang dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan, hasil kajian pustaka, atau hasil kerja pengembangan (proyek).

Yang dimaksud skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. 
Ditinjau dari pendekatan yang digunakan, penelitian lapangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif
Pendekatan ini berangkat dari su­atu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.

Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. 
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. 
 Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.

Yang dimaksud dengan kajian pustaka adalah telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan
Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru. 
Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlakukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.


Yang dimaksud dengan kerja pengembangan adalah kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual
Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah. Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda. 
Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecah­kan suatu permasalahan.
sumber : ceppywr.blogspot.com

.
Share this article :