tentang Prinsip, logika dan Keyakinan

Home » » tentang Prinsip, logika dan Keyakinan


Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.[1] 

  • Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar -- atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. 
  • Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar.


PRINSIP DAN KEYAKINAN ADALAH KEKUATAN KITA
by yahya widodo

Alkisah
di dalam sebuah hutan belantara hiduplah sebuah keluarga yang harmonis.
keluarga tersebut terdiri dari bapak, ibu dan seorang anak yang sudah menginjak dewasa.
pada suatu hari sang ibu tiba-tiba mendadak sakit keras karena terkena sengatan ular berbisa dan akhirnya sang ibu meninggal dunia.
sepeninggalan sang ibu, mereka amat sedih sekali dan keduanya sering termenung melamun teringat ibunya yang telah tiada.

untuk melupakan kenangan tentang ibu, sang bapak dan anak akhirnya memutuskan untuk pindah ke kota dan sekaligus mencari penghidupan yang layak di sebuah kota.

akhirnya esok paginya keduanya mulailah berkemas-kemas untuk berangkat, mereka menyiapkan gerobak beserta seekor kuda yang kurus kering yang akan di gunakan utk menarik gerobak tersebut
dan selang beberapa menit berkemas, berangkatlah mereka kekota.
karena merasa kasihan pada kudanya, akhirnya gerobak tersebut cuma dinaiki satua orang yaitu sang anak, sementara bapaknya berjalan kaki menuntun kuda tersebut yg sedang menarik gerobak.

setelah berjalan beberapa kilometer, akhirnya sampailah mereka sebuah desa yang pertama.

semua penduduk desa memperhatikan mereka, dan akhirnya ada seorang penduduk yang berkata " dasar anak tidak berbakti pada orang tua, masa' bapaknya di suruh jalan, sementara anaknya enak2an duduk di gerobak".
mendengar komentar pendudk tsb, akhirnya sang anak gantian turun dan berjalan kaki sementara sang bapak naik di gerobak dan melanjutkan perjalanan lagi.

setelah beberapa lama berjalan, akhirnya sampailah mereka melewati desa kedua

saat melewati desa kedua ini, salah satu penduduk desa ada yang komentar juga" dasar orang tua gak kasihan sama anak, anaknya disuruh berjalan kaki sementara bapaknya enak2an tiduran di gerobak".
merasa jengkel karena selalu di komentari penduduk desa akhirnya keduanya naik ke atas gerobak dan melanjutkan perjalanannya.

tidak beberapa lama akhirnya mereka sampailah melewati desa ke tiga.

di desa ketiga ini mereka mendapat komentar penduduk desa juga " dasar bapak dan anak gak punya rasa kemanusiaan, kuda kurus kering kayak gitu kok di pake narik gerobak"
akhirnya sang bapak dan anak, keduanya turun dari gerobak dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sambil menuntun kudanya.
belom lama mereka berjalan, ada salah satu penduduk desa yang mengomentarinya " lha wong punya gerobak dan kuda kok tidak di naiki, eee....malah berjalan kaki, dasar bodoh....."
mendengar komentar tsb, mereka marah dan jengkel, dan akhirnya mereka menarik gerobak dan kuda tersebut ke pinggiran jurang dan menjeburkannya ke dalam jurang yang amat dalam.

  • dari cerita di atas dapat di petik sebuah makna yang amat dalam tentang prinsip dan keyakinan.
  1. jelas sekali sang bapak dan anak tidak mempunyai prinsip dan keyakinan, mereka selalu memperdulikan komentar orang lain, mereka tidak fokus pada impian dan tujuannya utk supaya cepat sampai ke kota.  
  2. Begitu juga dengan "diri ini", perkuat prinsip dan keyakinan "diri ini" tentang sesuatu yang akan mengantarkan "diri ini" ke jenjang kesuksesan  
  3. jangan perdulikan orang lain yg selalu mengomentari "diri ini", karena sebenarnya mereka hanya akan mencuri impian "diri ini", mencuri kesuksesan "diri ini".
 
Logika  
  • adalah Dasar dari keyakinan "diri ini"
  • dan Kebijaksanaan adalah pedomannya. 
  • Sehingga, dapat dikatakan, "Besarnya keyakinan "diri ini" dalam pembinaan Kehidupan Spiritual, tidak lepas dari kemampuan Logika dan kebijaksanaan "diri ini" dalam memahami Ajaran Spiritual tersebut".
 
Keyakinan 
  • adalah ”akar” dari suatu Pohon Sosial
  • yaitu sebagai landasan seseorang untuk bertindak berdasarkan pilihannya (Rokeach, 1973). 
  • Robinson dkk. (1991) mengemukakan bahwa keyakinan, dalam konsep Rokeach
  1. bukan hanya pemahaman dalam suatu skema konseptual
  2. tapi juga predisposisi untuk bertingkah laku yang sesuai dengan perasaan terhadap obyek dari keyakinan tersebut.  
  3. Oleh sebab itu keyakinan dan tingkah laku saling berhubungan atau berkaitan.
Bila kami definisikan, keyakinan adalah nilai-nilai yang dipercayai atau di-iman-i oleh seseorang, untuk bersikap dan bertingkah laku.
 
Bentuk-bentuk Keyakinan
1.Tauhid
2.Mitologi
3.Fairytales
4.Atheis
5.Kapitalisme
6.Sosialisme
7.Komunisme
9.dll. (ideologi/kepercayaan lainnya)
 
Contoh-contoh bentuk keyakinan:

a.Keyakinan yang berdasar pada imtaq (Rukun Iman), masuk ke dalam sense suatu komunitas untuk menahan komunitas tersebut dari ancaman virus. Contoh: Tauhid
 
b.Keyakinan yang tidak ’menyerap’ imtaq, hanya berguna untuk mengendalikan / memiliki iptek saja. Contoh: Keyakinan yang ada di negara-negara Barat, Jepang, China, dsb. Contoh: Kapitalisme dan Komunisme
 
c.Tanpa sebuah keyakinan, komunitas hanya bergantung pada konsep diri, nilai moral, dan gaya hidup dari komunitas global. Contoh: Atheis
 
Tauhid
  • Keyakinan tauhid memiliki nilai-nilai imani, yang biasa disebut dengan Rukun Iman, yaitu:
  1. Iman kepada Allah
  2. Iman kepada Malaikat
  3. Iman kepada Kitab Allah
  4. Iman kepada Rasul
  5. Iman kepada Hari Akhir
  6. Iman kepad Qodha dan Qodhar

Fungsi Keyakinansebagai “akar”, yaitu :

a.Sebagai penopang tegaknya suatu komunitas agar tidak mudah ”terkontaminasi virus.”
b.Sebagai sistem sosial – ekonomi
c.Menahan atau melindungi lingkungan dari ”erosi dan banjir” akan produk-produk kapitalisme
d.Tempat penyimpanan energi spiritual dan moral.
e.Menyerap iptek dan imtaq sebagai kebutuhan spiritual, emosi, dan intelektual, yg dilakukan oleh sistem nilai dan akidah yang telah terbentuk.

Situasi Penanaman dan Penguatan Keyakinan (belief) ada 2, yaitu:

1.Lembaga Keluarga / Dalam Rumah
Situasi yang menanamkan keyakinan akan Pedoman Hidup dan melindungi keyakinan anggota keluarga dari bahaya virus untuk menguatkan sebuah komunitas.
 
2.Lembaga Pendidikan (Formal maupun Informal)
Terdapat di setiap komunitas yang berguna untuk memberikan iptek, selain imtaq.
 
Setelah menyerap ke-”tauhid”-an, keyakinan akan membesar untuk memperkuat fondasi konstruksi dari suatu komunitas. 
 
Pembesaran keyakinan ini akan memberikan konsekuensi logis berupa tercipta satu sistem penyerapan keyakinan di komunitas.
 
Seiring membesarnya keyakinan suatu komunitas, daya serap akan konsep-konsep ”Pedoman Hidup”-nya pun semakin kuat (semakin banyak yang terserap).
 
Peningkatan/penguatan keyakinan terjadi di dalam pendidikan formal maupun informal (keluarga). 
 
Pendidikan memberikan materi berulang-ulang, membentuk keyakinan yang disadari maupun tidak, menyebar melalui lingkungan keluarga di masyarakat. 
 
Namun apabila tidak terjadi peningkatan atau penguatan keyakinan dalam suatu komunitas, maka keyakinan komunitas tersebut akan mudah terkontaminasi ”virus” keyakinan. 
 
Akar atau keyakinannya tidak akan mempengaruhi masyarakat, sebaliknya seluruh sistem sosial-ekonomi di dalam masyarakat akan langsung menyerap virus yang merusak ’akar’ beserta ’pohon sosial’ secara keseluruhan.
 
Keyakinan orang tua sangat mempengaruhi keyakinan anak. Apabila orang tua masih mempercayai dengan mengirim sms Reg. spasi …., akan mempengaruhi anak menjadi percaya terhadap kekuatan lain selain Allah.
 
Iman kepada Allah di awali dari:
 
1.Penciptaan alam semesta dan sistem tata surya, galaksi dan ruang angkasa
2.Kehidupan di bumi: air, udara, dan zat-zat lainnya, hewan, tumbuhan dan cuaca / iklim, yang kesemuanya berguna bagi manusia.
 
Aspek Nilai
1.Dari keimanan kepada Allah, akan muncul nilai-nilai yang berasal dari sifat-sifat Allah, misalnya murah hati.
2.Keimanan kepada malaikat akan memunculkan nilai loyalitas
3.Iman kepada Kitab Allah memunculkan nilai learning
4.Iman kepada Rasul memunculkan nilai-nilai leadership
5.Iman kepada Hari Akhir, adalah pemahaman soal waktu
6.Iman kepada Qadha dan Qodhar adalah soal ikhtiar & sunatullah
 
Virus Akar :
1.Syirik-menyekutukan Allah
2.Malaikat berjenis kelamin perempuan
3.Ideologi/ajaran lain yang dijadikan panduan hidup
4.Idola baru
5.Tidak ada hari akhir
6.Hidup bebas berkehendak.
.
Share this article :