Ketum PBNU Kritik Perilaku Alumni Timur Tengah

Home » , » Ketum PBNU Kritik Perilaku Alumni Timur Tengah

Bekasi [SuaraBekasiRaya] - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Profesor KH.Said Agil Siraj menyayangkan, karena akhir-akhir ini banyak mahasiswa dari Indonesia yang hanya beberapa tahun belajar Islam di Timur Tengah, ternyata ketika pulang ke Indonesia perilakuanya ke-Arab-Arab-an.
Bukan hanya itu, ternyata pandangan Islam-nya juga radikal dan merasa paling bener sendiri dan mengganggap ajaran Islam kelompok lain semua salah. Mereka ini juga ternyata menyebut paham Ahlus Shunah Wal Jamaah, seperti Tahlil, Peringatan Isra’ Mi’raj dan membaca Sholawat Nabi Muhamas SAW, adalah bid’ah.

Bagi, Profesor KH.Said Agil Siraj perilaku mahasiswa Indonesia yang hanya belajar Islam di Timur tengah ini aneh. Sebab, dirinya yang pernah belajar Islam disana 13 tahun saja, ternyata ketika pulang ke Indonesia. Tetap menjadi orang Indonesia, yang memiliki nasionalisme yang tinggi dan tidak ke-Arab-Araban.

Karena itu Profesor KH.Said Agil Siraj, meminta warga NU agar tidak gampang terpengaruh, dengan penampilan fisik sesorang, termasuk kelompok yang suka berjenggot ini.

“Jenggot pajang tidak jadi jaminan orang itu, alim atau pinter dan tahu secara mendalam soal agama Islam.Sebab Almarhum KH.Abdurachman Wahid dan Ustadz Nurcholis Majid atau Cak Nur yang pinter agama islam juga tidak berjenggot,”kata Profesor KH.Said Agil Siraj, saat berceramah di depan ribuan umat Islam pada peringatan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhamad SAW 1433H dan Haul ke 41 KH.Mochtar Tabroni Haul ke 41 Almarhfurllah KH.Mochtar Tabroni pendiri  Pondok Pesantren An Nur yang beralamat di Kampung Kali Abang Nangka, Kelurahan Perwira, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi Minggu 24 Juni 2012 siang.

Profesor KH.Said Agil Siraj, juga menjelaskan tentang apa itu arti Ahlus Shunah Wal Jamaah, yakni kelompok Islam yang ahli ibadah dan senang dengan kebersamaan. Dan ajaran Aswaja ini, adalah paham Islam yang selama ini diamalkan oleh warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin.

Selain itu, Profesor KH.Said Agil Siraj juga menjelaskan tentang tiga pengertian as sunnah Nabi Muhamad SAW, pertama sunnah qauliyah yang berupa perkataan Nabi. Kedua sunah amaliyah yakni perbuatan Nabi dan yang ketiga disebut sunah taqririyah yang artinya sunah yang nabi Muhamad tidak lakukan atau memerintahkan, tetapi Nabi Muhamad juga tidak melarang. Contoh sunah taqririyah ini, adalah membaca sholawat Nabi Muhamad SAW, yang isinya memuji-muji Nabi Muhamad SAW.Bahkan sahabat yang pertama kali bersholawat di dep
an nabi Muhamad SAW, justru mendapat hadiah selimut yang saat itu, dipakai Nabi Muhamad SAW. (mas) 

sumber :  http://www.bekasi.suarajabar.com/politik/lainnya/281-ketum-pbnu-kritik-perilaku-alumni-timur-tengah-
.
Share this article :